​Teater Djarum Pentaskan “Petuah Tampah” di Omah Petroek

oleh -1,772 kali dibaca


Kudus,isknews.com – Teater Djarum yang tengah mengadakan pentas keliling dengan mengangkat lakon “Petuah Tampah” akan tampil di Yogyakarta. Tepatnya di Omah Petroek, Hargobinangun, Kaliurang – Yogyakarta, pada Hari Minggu, 28 Agustus 2016, mulai jam 19:30 wib tepat. 

Pertunjukan kali ini merupakan pertunjukan ke-lima, setelah sebelumnya karya pertunjukan tersebut dimainkan di Gedung Kesenian Jepara, Galeri Indonesia Kaya – Jakarta, Balai Budaya Rejosari – Kudus, dan Saung Angklung Udjo – Bandung.
Ide cerita digagas Teresa Rudiyanto, kemudian ditulis dan sekaligus disutradarai Asa Jatmiko ini, berangkat dari penggambaran tentang perkembangan kepribadian seseorang di tengah-tengah masyarakat sosial saat ini. 

Menggabungkan nilai-nilai tradisi sebagai pijakan dan harapan ideal akan modernitas kekinian.
Perjalanan dari panggung satu ke panggung berikutnya, selalu memberi pelajaran dan pengalaman berharga bagi Teater Djarum. Dari sana kemudian gagasan-gagasan terus berkembang, untuk semakin melengkapi sajian “Petuah Tampah” makin menarik.

Andreas Teguh Prayoga, salah satu aktor dalam pertunjukan ini mengungkapkan, “saya yakin bahwa potensi kami masih belum terberdayakan sepenuhnya.  Masih banyak yang bisa kami tambahkan ke dalam tampah ini. Petuah Tampah memang masih perlu terus digodok dan diperkaya. 

Saya sangat rindu untuk mengungkap semua nilai universal itu kepada penonton, agar Petuah Tampah tidak sekedar menjadi karya seni yang menghibur, tapi juga karya seni yang mendidik.”

Sementara itu Teresa Rudiyanto, asisten sutradara, mengatakan bahwa ia mengamati bagaimana proses yang dijalani dengan tekun dan telaten oleh awak Teater Djarum. “Saya menjadi saksi hidup bagaimana uletnya para pemain Petuah Tampah mengeksplorasi perannya. Saya ada saat Sutrimo (pemeran Orang Kesatu) dan Jasmi (pemeran Tyas) masih gagap berdialog, hingga saat ini dialog mereka telah mampu membius penonton,” ungkapnya.

“Menyertai proses Petuah Tampah benar-benar seperti melihat anak-anak saya tumbuh. Mulai dari embrio ide, bayi naskah, perjuangan pemain dan kru dari tengkurap, duduk, berdiri sampai sudah bisa merangkak dan berjalan sendiri,” lanjutnya.

Pertunjukan di Omah Petroek yang didukung oleh 12 pemain mendatang, menjanjikan akan menghadirkan permainan yang semakin menggigit, menyebarkan teror semakin mendesaknya nilai-nilai dalam kebudayaan kita disuarakan dan diperdengarkan lebih nyaring lagi. 

Detail adegan dan beberapa perubahannya dilakukan, untuk menajamkan gagasan “tampah” agar memiliki kehidupannya di atas panggung yang kita tonton.
Seusai pementasan akan dilanjutkan  dialog Budaya dengan pembicara Sindhunata, SJ. Dari sana kita berharap anyam-anyaman tampah semakin liat dan kuat, menjadi salah satu cakra yang bersinar bagi kebudayaan dan kesenian kita. Setelah di Omah Petroek Sindhunata – Yogyakarta, Teater Djarum akan tampil di Teater Arena, Taman Budaya Jawa Tengah di Surakarta, di Taman Budaya Cak Durasim – Surabaya, serta di Temanggung.

KOMENTAR SEDULUR ISK :