Akan Segera Berakhir “Masa Panen” Becak dan Ojek Wisata di Kudus

oleh -1,178 kali dibaca
Foto: Deretan becak wisata antri menunggu penumpang di pangkalan area TWBK (Darmanto Nugroho/ISKNEWS.COM)

Kudus, ISKNEWS.COM – Ramadhan atau bulan puasa tinggal beberapa hari lagi. Itu berarti kunjungan para peziarah di Makam Sunan Kudus, akan segera berakhir. Begitu juga “masa panen” angkutan wisata yang melayani para peziarah dari Makam Sunan Kudus (Masjid Menara) – Terminal Wisata Bakalan Krapyak (TWBK) pulang-pergi. Karena selama satu bulan penuh, saat bulan puasa, kedatangan peziarah di Makam Sunan Kudus akan berhenti total, sehingga aktivitas di TBK pun libur selama satu bulan.

Kepala TWBK, Willyanto, saat dihubungi isknews.com, Rabu (03-05-2018), mengatakan, terminal atau area parkir yang lokasinya agak di pinggir Kota Kudus itu, nyaris tak pernah sepi dari para peziarah, bahkan salama 24 jam para penjual jasa, baik makanan, angkutan dan penginapan, melayani dan mengeruk keuntungan dari para peziarah. Puluhan bus-bus dari berbagai kota, baik dari Provinsi Jawa Barat, Jawa Timur maupun Jawa Tengah sendiri, yang mengangkut peziarah Walisongo hilir mudik keluar masuk areal parkir terminal tersebut.

“Selain warung makan, kios dan PKL, para pekerja profesi lain yang juga mencari nafkah di tempat itu, juga mengalami hal yang sama. Mereka adalah tukang becak, tukang ojek sepeda motor, dan pedagang asongan.”

Sementara itu, menurut Parti, salah seorang pemilik warung makan, keuntungan yang diperoleh dengan berjualan di lokasi terminal bisa dibilang cukup untuk ukuran kebutuhan sehari-hari. Pasalnya tidak semua peziarah yang masuk terminal, jajan atau makan di warung-warung yang berderet-deret. Berapa keuntungan yang didapat per hari, dia keberatan berterus terang. “Ya, pokoknya cukuplah, Mas,”’ katanya pemilik warung yang sudah berjualan belum lama sejak Terminal Wisata itu dioperasikan, pada 1989.

Hal yang sama juga dituturkan oleh pemilik kios dan PKL. Menurut mereka sebagian besar peziarah itu banyak yang membawa bekal makanan sendiri dari rumah, sehingga kalau ada yang dibeli kebanyakan adalah minuman. Jumlah warung makan di lokasi itu sebanyak 21 petak, kios 20 petak, dan lapak PKL 66 petak, untuk jumlah pedagang asongan sekitar 87 orang.

Namun tidaklah demikian yang dialami oleh penyedia jasa angkutan, yakni tukang becak dan tukang ojek. Dengan tarip sebesar Rp 16.000 untuk dua orang, sekali jalan, mengangkut peziarah dari Terminal Wisata ke Masjid Menara, seorang tukang becak bisa mendapatkan uang Rp 30-60 per hari.

Sementara tukang ojek yang sekali jalan mengangkut dua orang peziarah, dengan tarif Rp 10.000 sekali jalan, bisa meraup keuntungan Rp 30.000-50.000 per hari, bersih sudah dipotong makan dan bahan bakar. (DM/WH)

KOMENTAR SEDULUR ISK :

No More Posts Available.

No more pages to load.