Hadapi Musim Hujan Warga Ngembal Kulon Melakukan Aksi Gertak PSN

oleh -1,670 kali dibaca
Pemberantasan Sarang Nyamuk Desa Ngembal Kulon, Jati. (ISK/GUNTUR)
Gerakan Serentak Pemberantasan Sarang Nyamuk Desa Ngembal Kulon, Jati. (ISK/GUNTUR)

Kudus, isknews.com – Demam Berdarah Dengue (DBD) sebagai jenis penyakit demam akut yang disebabkan oleh salah satu dari empat serotipe virus dengan genus Flavivirus dikenal dengan nama Virus dengue yang penyebarannya melalui nyamuk Aedes Aegypti mampu dicegah dengan melakukan aksi Gertak PSN, yaitu melakukan Gerakan Serentak Pemberantasan Sarang Nyamuk. Seperti halnya  yang dilakukan warga Desa Ngembal Kulon, Kecamatan Jati yang melakukan Gertak PSN dan kerja bakti bersama Puskesmas Ngembal Kulon dan Pemerintah Desa Ngembal Kulon, Jumuah (4/11) pagi.

Pencanangan Gerakan Serentak Pemberantasan Sarang Nyamuk diselenggarakan Puskesmas Ngembal Kulon di Dukuh Nglotok RT 04 RW 04. PSN yang diselenggarakan pertama kali ini dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang dalam beberapa waktu terakhir menjadi endemik di masyarakat. Seperti halnya di Desa Ngembal Kulon selama tahun 2016 ini sudah ada dua belas kasus warga yang terkena penyakit Demam Berdarah Dengeu.

“Kegiatan yang baru pertama kali ini kita laksanakan bekerjasama dengan Pemerintahan Desa Ngembal Kulon, dan kebetulan pemerintah Desa memilih Dukuh Nglotok sebagai tempat Gertak PSN yang mana menurut data kami dusun inilah yang banyak terkena penyakit DBD,” jelas dr. Mustiko Wibowo Kepala UPT Puskesmas Ngembal Kulon kepada isknews.com.

Dalam Gertak PSN warga Ngembal Kulon bahu membahu bersemangat kerja bakti membersikan lingkungan sekitar mereka, Kepala UPT Puskesmas Ngembal Kulon bersama para stafnya berkeliling membagikan bubuk abate dan langsung meninjau satu persatu bak mandi warga.

“Saya mengapresiasi semua pihak yang memberi dukungan pada gerakan ini. Selain jajaran Pemerintah Desa, juga para Muspika, Koramil, dan Polsek yang sangat antusias sehingga mampu menggerakkan warga melakukan PSN. Pemberantasan secara serentak ini lebih efektif untuk memerangi siklus perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti,” ujar dr. Mustiko Wibowo.

Aksi Gertak PSN kedepan akan dijadikan sebagai kegiatn rutin dan keliling di desa-desa dibawah naungan UPT Puskesmas Ngembal Kulon sehingga mampu melakukan antisipasi lebih dini terhadap perkembangan nyamuk Aedes Aegypti sebagai pembawa genus Flavivirus dikenal dengan nama Virus dengue, dimana pola yang dilakukan dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk melalui pembersihan lingkungan dan mengisi sumber-sumber air dengan bubuk abate, mengubur kaleng-kaleng bekas untuk mengcegah perkembangbiakan nyamuk sekaligus juga melakukan fogging atau pengasapan untuk membunuh nyamuk dewasa. Dengan diawali Gertak PSN ini nantinya akan menjadikan kerja bakti mandiri tanpa harus dikomando.

“Nantinya kita akan koordinasi dengan enam wilayah UPT Puskesmas Ngembal Kulon, seperti Ngembal Kulon, Jepang Pakis, Getas Pejaten, Loram Wetan, Tumpang Krasak, Megawon dan semoga kita bisa mengantisipasi lebih dini terhadap perkembangan nyamuk Aedes Aegypti. Semoga dengan adanya acara ini warga menjadi sadar bahwa arti penting PSN itu memutus rantai perkembangan nyamuk  Aedes Aegypti, jadi nanti kalau tidak ada tempat berkembang dan air yang menggenang otomatis nyamuk ini tidak dapat berkembang,” harapnya.

Untuk diketahui, nyamuk mengalami empat tahap dalam siklus hidup: telur, larva, pupa, dan dewasa. Tempo tiga peringkat pertama bergantung kepada spesies dan suhu. Hanya nyamuk betina saja yang menyedot darah mangsanya. dan itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan makan. Sebab, pada kenyataanya, baik jantan maupun betina makan cairan nektar bunga. sebab nyamuk betina memberi nutrisi pada telurnya. Telur-telur nyamuk membutuhkan protein yang terdapat dalam darah untuk berkembang.

Fase perkembangan nyamuk dari telur hingga menjadi nyamuk dewasa sangat menakjubkan. Telur nyamuk biasanya diletakkan pada daun lembap atau kolam yang kering. Pemilihan tempat ini dilakukan oleh induk nyamuk dengan menggunakan reseptor yang ada di bawah perutnya. Reseptor ini berfungsi sebagai sensor suhu dan kelembapan. Setelah tempat ditemukan, induk nyamuk mulai mengerami telurnya. Telur-telur itu panjangnya kurang dari 1 mm, disusun secara bergaris, baik dalam kelompok maupun satu persatu. Beberapa spesies nyamuk meletakkan telur-telurnya saling berdekatan membentuk suatu rakit yang bisa terdiri dari 300 telur. (GP)

KOMENTAR SEDULUR ISK :

No More Posts Available.

No more pages to load.