Indonesia Peringkat Pertama Dunia, Pemkab Terapkan Kawasan Bebas Rokok

oleh -814 kali dibaca
Kepala Dinas Kesehatan
Foto: Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang, Ali Syofi'i saat membacakan sambutan Bupati dalam acara seminar Kesehatan. (Rendy/ISKNEWS.COM)

Rembang, ISKNEWS.COM – Dalam rangka HUT yang ke-63, RSUD dr R Soetrasno mengadakan seminar kesehatan di ballroom Hotel Fave, Selasa (20-02-2018). Acara seminar itu mengangkat tema generasi emas, generasi bebas asap rokok dengan pembicara dr Riskiyana Sukandhi Putra dari Kementrian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia, dr Mustika Mahbubi dari RSUD RAA Soewondo Pati dan Bupati Kulon Progo Yogyakarta dr Hasto Wardoyo.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang, Ali Syofi’i saat membacakan sambutan Bupati Rembang mengatakan, rokok mengandung ribuat zat. Dimana 50 persen diantaranya telah diklasifikasikan sebagai zat yang memiliki dampak buruk bagi kesehatan. Kandungan nikotin dapat merangsang syaraf dan otak, sehingga menimbulkan kecanduan.

“Hal inilah yang membuat seorang perokok, sering kali sulit untuk melepaskan diri dari jeratan rokok,” imbuhnya.

Lebih lanjut Ali menjelaskan, menerapan kawasan bebas asap rokok perlu dilakukan, karena meskipun perokok mengetahui bahaya merokok, mereka tetap melakukannya di tempat umum tanpa menghiraukan orang di sekitarnya. Karena bukan hanya perokok itu sendiri, namun keluarga serta para sahabat yang tidak merokok akan terkena dampak dari bahaya rokok.

“Kebijakan menetapkan dan menerapkan kawasan bebas rokok, sebenarnya merupakan kebijakan yang tepat untuk mengurangi asap rokok di tempat umum,” jelasnya.

Ali berharap dengan adanya seminar ini, dapat menghadirkan kesepahaman tentang kawasan tanpa asap rokok pada fasilitas umum. Diciptakan kawasan tanpa rokok di latar belakangi dari perilaku perokok aktif yang mulai mengkhawatirkan dan baik resiko terhadap kesehatan baik dirinya maupun orang di sekitarnya.

Jumlah perokok di Indonesia kini berada diperingkat pertama dunia. Di Kabupaten Rembang sendiri dari jumlah penduduk yang berjumlah 628,901 orang, ditemukan 403.817 atau sekitar 64,21 persen orang mengonsumsi rokok. Dari angka tersebut cukup mengkhawatirkan, mengingat presentase pengguna rokok lebih mendominasi ketimbang yang tidak merokok. (RTW/AM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :