Usaha Batu Bata Masih Jadi Peluang Bisnis yang Prospektif

oleh -1,275 kali dibaca
Foto: Karyawan Pujianto yang tengah menata batu bata di Desa Prambatan, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus, Kamis (22-03-2018). (Nila Niswatul Chusna/ISKNEWS.COM)

Kudus, ISKNEWS.COM – Aroma asap dari pembakaran sekam menyeruak di hidung saat isknews.com memasuki wilayah sebelah selatan dari Desa Prambatan Kidul, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus. Aroma tersebut berasal dari aktivitas pembakaran di tempat Obong Bata (tempat pembakaran batu bata -red) milik masyarakat setempat.

Desa Prambatan Kidul merupakan salah satu centra pembuatan batu bata yang ada di Kota Kudus. Tepatnya Dukuh Karang Wetan ini, didapati sejumlah warga yang menggeluti usaha batu bata, salah satunya adalah Pujianto. Pria kelahiran tahun 1980 ini, telah lama menekuni usaha pembuatan batu bata.

Keahliannya dalam membuat batu bata diterimanya dari Sang Ayah, yang dahulunya juga berprofesi sebagai pengusaha batu bata. Pujianto mengatakan, bahwa sejak kecil dirinya telah turun tangan membantu orang tuanya membuat batu bata. Tak heran, jika dirinya memahami betul setiap proses pembuatan dan kualitas dari batu bata.

Foto: Karyawan Pujianto yang tengah menata batu bata di Desa Prambatan, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus, Kamis (22-03-2018). (Nila Niswatul Chusna/ISKNEWS.COM)

“Sebelum memutuskan untuk mendirikan usaha batu bata di tahun 2010. Saya pernah menjadi buruh serabutan di sejumlah tempat pembuatan batu bata. Di sana, saya belajar banyak hal mengenai proses pembuatan batu bata yang berkualitas. Setelah ilmu yang didapat terasa cukup. Dengan modal seadanya, saya putuskan untuk membangun usaha batu bata,” ungkap Pujianto, Kamis (22-03-2018).

Meskipun usaha ini telah menjamur di sejumlah tempat, namun saya percaya bahwa usaha ini masih begitu prospektif. Tingginya pembangunan pemukiman dan sarana prasarana di Kota ini, menjadikan permintaan akan batu bata tergolong tinggi. Selain itu, cara pembuatan batu bata yang sederhana dan modal yang dibutuhkan tidak besar menjadi alasan Pujianto mendirikan usaha ini.

Masih terekam jelas di kepala Pujianto, awal mula membangun usaha ini tidaklah mudah. Saat itu sistem jual beli yang digunakan berupa Ijonan yaitu membayar dahulu, lalu barang diserahkan beberapa bulan atau tahun yang akan datang.

Foto: Obong Boto milik Pujianto di Desa Prambatan, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus, Kamis (22-03-2018). (Nila Niswatul Chusna/ISKNEWS.COM)

“Seringkali orang order saat batu bata harganya murah. Lalu pengambilan barangnya masih beberapa bulan yang akan datang, saat batu bata harganya melambung tinggi,” ungkap Ayah dengan satu anak ini. Tidak dipungkirinya, jika sistem ini cukup membuatnya kewalahan dalam mengatur keuangan usaha kecilnya tersebut.

Beberapa tahun menjalani sistem Ijonan, akhirnya Pujianto memberanikan diri untuk mengubah sistem jual beli menjadi Pre-Order. Keberanian Pujianto dalam mengubah sistem jual beli tersebut membawa perubahan positif bagi usahanya.

Kini usahanya telah berkembang pesat. Setiap harinya, Pujianto dapat memproduksi 1000 – 1500 batu bata, dengan dibantu oleh lima orang karyawannya. Untuk pemasaran sendiri, Pujianto mengaku telah melebarkan sayapnya ke sejumlah kota seperti, Pati, Demak dan Jepara.

Tidak disangka usaha kecil tersebut mampu menjadi tumpuan perokonomian keluarga dan kelima karyawannya. Menurut Pujianto, dalam mendirikan suatu usaha intinya itu harus yakin dan kerja keras. (NNC/RM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :