Bencana Alam di Pacitan dan Bali Undang Aksi Solidaritas KAMMI Komisariat Kudus

oleh -1,090 kali dibaca

Kudus, isknews.com – Musibah banjir, longsor dan erupsi gunung berapi tersebut tentu telah mengundang banyak keprihatinan dari sejumlah pihak, salah satunya dari organisasi Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Komisariat Kudus.

KAMMI Komisariat Kudus melalui Departemen Sosial Masyarakat pada hari Sabtu (9/12/2017) menggelar aksi solidaritas dan penggalangan dana untuk korban di Pacuan dan Bali. Aksi ini merupakan bentuk kepedulian dan rasa solidaritas KAMMl Komisariat Kudus kepada para korban bencana alam tersebut.

Hal itu dikatakan Ketua KAMMI Komisariat Kudus, Kholilur Rahman saat ditemui isknews.com di sela-sela aksi di depan air mancur Alun-alun Simpang Tujuh Kudu, Sabtu (9/12/17) siang.

Selain di Alun-alun, juga digelar di lampu merah Dr. Ramelan, lampu merah Matahari Plaza dan lampung merah perempatan Jember. “Alhamdulillah hasil penggalangan dana bencana alam banjir dan longsor pacitan oleh KAMMI Kudus terkumpul sebesar 2.960.300 insya Allah akan disalurkan melalui Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) Cabang Kudus,” ujar Rahman.

Dikatakannya, Dana yang sudah terkumpul, nantinya akan disalurkan langsung kepada para korban melalui Lembaga lZl (Inisiatif Zakat lndonesia) Cabang Kudus.

Telah kita kitahui, lanjut Rahman, akhir-akhir ini sejumlah bencana melanda beberapa wilayah di Indonesia, seperti banjir bandang dan longsor di Pacitan, Jawa Timur, serta Erupsi Gunung Agung di Bali. Banjir dan longsor yang melanda Pacitan pada 27-28 November 2017 lalu itu disebabkan siklon tropis Cempaka yang menimbulkan curah hujan ekstrem dengan intensitas 383 milimeter per hari.

Bencana banjir bandang dan tanah longsor mengakibatkan setidaknya 25 orang tewas. Sebanyak 19 dari 25 korban tersebut, tewas akibat tertimbun tanah longsor, sedangkan sisanya terbawa arus banjir bandang. Bencana longsor dan banjir Pacitan tidak hanya menewaskan 25 orang, namun sejumlah bangunan, insfrastruktur dan rumah warga telah rusak dibuatnya.

Sedangkan di Bali, tingkat erupsi Gunung Agung meningkat dari fase freatik menjadi magmatik, sejak teramati adanya sinar merah di puncak gunung setinggi 3.142 mdpl, pada Minggu (25/11/2017) malam. Hingga Minggu (3/12/2017) Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kecamatan Rendang Karangasem, Bali menyatakan aktivitas erupsi efusif atau leleran lava di kawah Gunung Agung sejak siang hingga petang secara perlahan masih berlangsung.

Meski aktivitas Gunung Agung sempat tenang selama beberapa hari, akhirnya Gunung Agung kembali menggeliat. Gunung yang terletak di Kabupaten Karangasem, Bali ini, kembali meletus pada Jumat (8/12/2017) pagi sekitar pukul 07.59 WITA.

“Semoga dengan sedikit dana diatas bisa memberikan kemanfaatan dan sedikit membantu meringankan beban mereka, kami mendoakan yang terbaik bagi saudara kami,” pungkasnya. (AJ)

KOMENTAR SEDULUR ISK :

No More Posts Available.

No more pages to load.