Bertepatan Peringatan Hari Pahlawan, Paroden Basah Menampilkan Parodi Lawak Masa Penjajahan

oleh -1,135 kali dibaca

Surakarta, isknews.com – Komunitas Paroden Basah, banyak orang Solo yang sudah tak asing mendengar komunitas itu. Karena eksistensinya selama 13 tahun komunitas ini banyak dikenal, selain itu cara menampilkan cerita dalam performnya pasti berhasil mengocok perut penonton karena tertawa melihat penampilan mereka.

Seperti tadi malam (9/11), komunitas yang di ketuai oleh Mamang ini membawakan kisah tentang masa penjajahan Belanda, pejuang dari Indonesia yang akan menyusun strategi untuk melawan VOC Belanda karena pementasan mereka tepat sehari sebelum Peringatan Hari Pahlawan (10 November), namun seperti dilihat komunitas ini adalah komunitas parodi, jadi semua cerita dari awal dibuat parodi dan diplencengkan dari cerita aslinya, dan hal tersebut berhasil membuat gelak tawa seisi ruangan Teater Arena, Taman Budaya Jawa Tengah tadi malam.

Untuk persiapan perform, komunitas ini hanya bertemu H-1 pementasan, namu pementasan sudah menjadi rencana sejak 3 bulan lalu. Karena apa yang akan mereka tampilkan dan dialog seperti apa yang akan mereka gunakan itu tidak tersusun, namun spontanitas diatas panggung, hanya konsep dan tema yang mereka tentukan dan penampilan anggota ini pun menjadi kejutan juga untuk anggota lainnya.

Komunitas ini terbentuk oleh mahasiswa FKIP UNS pada tahun 2002 lalu, dan sampai sekarang komunitas ini tetap ada, dengan menghasilkan karya – karya parodi unik mereka. Selama perjalanan pementasan, pada awalnya banyak pihak yang tidak berkenaan dengan materi dan cara pementasan mereka, namun hal tersebut tidak menghalangi kreativitas mereka dalam menghasilkan karya. Terbukti komunitas ini berhasil turut serta dalam program acara disalah satu stasiun TV Swasta, dan komunitas paroden basah masih tetap bertahan sampai sekarang ini.

Namun kegiatan pentas yang dilakukan komunitas ini tidak dijadikan mata pencaharian mereka,  pentas yang dilakukan dimanfaatkan untuk ajang temu kangen bagi anggota komunitas yang berjumlahkan 8 orang yang sudah memiliki profesi berbeda – beda ini. Mereka tidak memasang target harus pentas berapa kali dalam sebulan, dan tidak menjadikan pentas ini sebagai beban, namun sebagai kegiatan yang menyenangkan bagi mereka.

Saat Ketua Komunitas Paroden Basah Mamang diwawancarai wartawan mengatakan, “Kalau mau menghasilkan uang saya lepas dari grup, saya tidak membawa nama grup ini, karena sesuai yang disepakati bersama, komunitas ini tidak dijadikan sebagai sumber mata pencaharian” ujarnya.

Hubungan erat antar anggota masih terjalin sampai sekarang. Tidak ada agenda rutin untuk kumpul karena  rumah antar anggota cukup jauh, jadi saat mau ada pementasan baru mereka kumpul. “Kami tidak pernah kumpul setiap harinya, namun komunikasi tetap terjaga, orang – orang di komunitas ini sudah menganggap kita itu sedulur, jadi ya itu rahasia komunitas ini tetap awet selama 13 tahun, dari kami masih seorang mahasiswa sampai sekarang yang sudah menjadi bapak – bapak” ujar Manang kembali.

Amalia Zulfana

 

KOMENTAR SEDULUR ISK :