Budidaya Sayur Organik Sedikit Modal Hasil Menggiurkan

oleh -1,043 kali dibaca
Foto: Simon, warga Pagendisan, Kecamatan Winong, Pati, menunjukkan sayuran organik yang dibudidayakannya, Rabu (29-03-2018). (istimewa)

Pati, ISKNEWS.COM – Budidaya tanaman dengan cara organik saat ini mungkin masih jarang dilakukan. Walaupun sebagian petani juga sudah melakukan dan mencoba menanam padi dengan cara organik. Namun, Simon, warga Kecamatan Winong, Pati, lebih memilih untuk membudidayakan sayur organik.

Menurut Simon, sayuran organik yang dia budidayakan benar-benar diperlakukan dengan cara organik, artinya dalam perawatannya tidak sedikitpun menggunakan bahan kimia.

“Memang saat ini petani banyak yang sudah mencoba mengembangkan cara organik, salah satunya padi organik. Tetapi saya memilih untuk mengembangkan sayuran dengan cara organik yang pasti tidak mengandung kimia dan sehat tentunya,” tutur Simon.

Tidak banyak petani yang saat ini punya ketertarikan mencoba budidaya sayur dengan cara organik. Namun demikian, warga Pagendisan ini lebih memilih budidaya sayuran. Sayur yang dibudidayakan adalah Selada dan Sawi. Padahal kedua sayur tersebut harus ditanam pada kelembaban dan suhu tertentu agar bisa hidup dengan normal.

“Memang pertama kali saya pelajari, Selada dan Sawi harus punya kelembaban tertentu, namun jika semua kebutuhan tanaman tercukupi, maka tanaman tersebut juga tumbuh dengan normal,” jelasnya.

Dengan memanfaatkan kotoran sapi yang dicampur dengan tanah, ternyata apa yang dilakukan Simon membuahkan hasil.

Foto: Simon, warga Pagendisan, Kecamatan Winong, Pati, menunjukkan sayuran organik yang dibudidayakannya, Rabu (29-03-2018). (istimewa)

“Saya hanya menggunakan kotoran sapi dicampur tanah, dan saya siram sesuai dengan kebutuhan tanaman tersebut, yang pasti rutin sehingga tidak dehidrasi,” beber Simon.

Hasilnya sungguh luar biasa, hampir setiap hari ia bisa menjual hasil panen sawi dan selada organik tersebut ke pedagang keliling. Hasilnya pun lumayan, tidak kurang dari Rp 40 ribu hingga Rp 50 ribu keuntungan bersih yang diperolehnya.

“Hanya saya titipkan ke pedagang keliling, itupun setiap harinya masih kurang terus untuk memenuhi permintaan,” terangnya.

Simon menambahkan, bahwa budidaya yang ia lakukan hanya memanfaatkan pekarangan di samping rumahnya. Biaya budidaya sayur ini pun tergolong sangat murah, karena dia hanya mengeluarkan biaya untuk pembelian bibit sayur tersebut.

“Biaya yang saya keluarkan terus terang sangat menjangkau, modal awal hanya sekitar Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu dengan hasil bersih lebih dari itu.” pungkas Simon. (IN/RM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :