Ciptakan Ular Tangga Untuk Tuna Netra, Bocah ini Raih Penghargaan Internasional

oleh -1,306 kali dibaca

Kudus, isknews.com – Dua bocah bersaudara ini mempunyai ide brilian dari hasil inovasi nya, yaitu menciptakan permainan ular tangga khusus untuk tuna netra. Pasalnya, keduanya merasa prihatin melihat anak penyandang tuna netra yang tidak mempunyai peralatan untuk bermain karena masih terbatasnya media bermain bagi penyandang tuna netra.

Bocah bernama lengkap Hanun Dzatirrajwa (9) dan sepupunya Izza Aulia Putri Purwanto (11) adalah penggagas inovasi tersebut.

Berkat hasil karyanya, kedua bocah itu meraih medali perak kategori Sience, edukasi dan kreasi, pada International Exhibition for Young Inventors (IEYI) di Nagoya, Jepang pada 26-29 Juli 2017 lalu. Selain itu, keduanya juga memperoleh penghargaan dari Technopol Moscow, Rusia.

IEYI sendiri adalah ajang kompetisi internasional di bidang inovasi teknologi tepat guna khusus kalangan remaja. Selain Indonesia, 14 negara, termasuk China, Taiwan, India, Italia, Jepang, Filipina, dan Rusia, juga turut mengambil bagian dalam kompetisi kali ini.

Hanun Dzatirrajwa siswi kelas V SD Bina Amal Semarang menceritakan asal mula penemuan permainan ular tangga untuk penyandang tuna netra. “Saya bersama saudara saya, (Izza Aulia Putri Purwanto, Red) sebelum membuat permainan tersebut, kami mempelajari terlebih dahulu huruf braille melalui internet. “Selang tak berapa lama, akhirnya kami membuat ular tangga memakai huruf braille”, kata Hanun kepada isknews.com saat disela-sela mengajari permainan ular tangga khusus anak-anak tuna netra di SDLB Purwosari Kudus, Selasa (15/8/2017).

Hanun Dzatirrajwa (9) dan sepupunya Izza Aulia Putri Purwanto (11) siswi Kelas VI SDIT Al Islam Kudus terlihat sedang mengajari peemainan ular tangga khusus anak bekebutuhan khusus di SSLB Purwosari, Selasa, (15/8/2017)

Dikatakannya, Awal proses pembuatan ular tangga terbuat dari kertas, setelah itu terobosan baru dengan menggunakan triplek yang dikasih bola mata boneka atau manik-manik untuk simbol angka-angkanya. Proses tersebut memakan waktu satu pekan. “Untuk belajar huruf braille cukup mudah, pasalnya dalam satu hari kami sudah bisa menguasai,” jelasnya

Hasil kami ini lalu diikutkan dalam perlombaan National Young Inventors Award  di LIPI dan mendapat juara favorit nasional. Dari pencapaian itulah, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengajak keduanya untuk ikut andil di even bergengsi yang diselenggarakan di Nagoya, Jepang.

Seperti yang katakan sepupunya, Izza Aulia Putri Purwanto siswi V SDIT Al Islam Kudus juga mengaku senang dapat menemukan permainan khusus untuk anak-anak tuna netra. “Saya berharap semoga ini bermanfaat bagi teman sebayaku yang berkebutuhan khusus,” ungkapnya

Pantauan isknews.com dilokasi, Sementara Fahrul siswa Kelas V SDLB Purwosari Kudus yang mengalami tuna netra sejak lahir terlihat gembira bermain ular tangga dengan Keisya penderita Low Vision teman sekelasnya. Menurut Fahrul mainan ular tangga ini mudah dimainkan sehingga membuat mereka senang.

Ditempat yang sama, Miftahul Falah orang tua Hanun mengaku sangat bangga kepada keduanya. “Saya puas atas pencapaian kedua bocah tersebut, karena berkat usahanya telah mengharumkan Indonesia di mata Internasional,” kata Guru MAN 2 Kudus itu dengan wajah sumringah.

Lebih lanjut, Falah juga telah mematenkan hasil karya kedua bocah tersebut di kemenkumham Jakarta. Sesuai peraturan pemerintah (permen) kementrian Hukum dan HAM Nomor 28 tahun 2014. (AJ)

KOMENTAR SEDULUR ISK :

No More Posts Available.

No more pages to load.