Distanpangan Kudus Uji Sampel Daging di Sejumlah Pasar Tradisional

oleh -1,119 kali dibaca
uji sampel daging
Kasi Produksi dan Kesehatan Ternak Sidi Pramono bersama tim Laboratorium Kesmavet Pati mengambil uji sampel daging dan bahan olahannya di sejumlah pasar tradisional di Kudus, Senin (07-05-2018). (Mukhlisin/ISKNEWS.COM)

Kudus, ISKNEWS.COM – Dinas Pertanian dan Pangan (Distanpangan) Kudus melakukan uji sampel daging menjelang ramadan dan lebaran. Pengambilan sampel dilakukan di tiga pasar tradisional, yakni Pasar Jetak, Pasar Piji, dan Pasar Baru, Senin (07-05-2018).

Kepala Distanpangan Kudus Catur Sulistyo melalui Kasi Produksi dan Kesehatan Ternak Sidi Pramono mengatakan, tujuan dari pengambilan sampel ini untuk keamanan pangan antara lain mengetahui tingkat cemaran logam berat yang ada di produk hasil peternakan.

“Kita antisipasi cemaran logam berat seperti formalin atau zat berhaya lainnya,” ungkapnya. Untuk sasaran di antaranta daging sapi, kerbau, dan ayam. Telur baik itu telur mentah atau telur asin. Selain itu produk olahan juga tak luput dari uji sampel seperti krupuk rambak.

“Termasuk untuk mengetahui Eliza atau campuran daging babi,” tuturnya. Pihaknya menggandeng Laboratorium Kesehatan Masyarakat Verteriner (Kesmavet) Pati. Sampel yang telah terkumpul akan diuji dan apabila nantinya ada temuan akan ditindaklanjuti.

“Pengecekan in untuk juga sebagai upaya kami untuk memberikan kenyamanan masyarakat saat mengonsumsi daging, mengingat biasanya terjadi lonjakan permintaan pada bulan puasa dan lebaran,” ujarnya.

Upaya yang dilakukan tak hanya menguji sampel daging saja, melainkan juga mengecek kesehatan hewan ternak. Pihaknya telah memantau di beberapa daerah seperti di Kecamatan Jekulo, Undaan dan Gebog. Sasarannya yakni hewan besar seperti kerbau, sapi, dan kambing.

Petugas Laboratorium Kesmavet Pati Retno menjelaskan, uji sampel daging ada aturannya masing-masing. Dia mencontohkan kalau sesuai prosedurnya daging sapi dan ayam uji sampelnya 250 gram, susu segar minimal 500 mililiter dan telur setengah.

Dijelaskan pula, dari masing-masing uji sampel ada perbedaan dalam mengetahui hasilnya. Menurutnya hal itu tergantung dar jenis ujinya, karena lamanya waktu pengujian berdasarkan cemaran mikorba.

“Kita ambil 100 sampel untuk diuji. Maksimal dalam waktu tujuh hari bisa diketahui hasilnya. Tapi semua itu tergantung juga dari cemaran mikroba seperti salmonela dan ecoli,” tandasnya.

Sementara itu salah seorang pedagang daging di Pasar Piji Sumini (55) menuturukan, dirinya tidak mengetahui daging seperti apa yang dinyatakan sehat. Dia mengaku hanya menjual daging saja dan selama ini belum pernah mendapat pengarahan terkait penyakit hewan dan lainnya.

Senada pedagang lainnya Mislikah (58) juga mengemukakan demikian. Disinggung terkait harga daging dia mengungkapkan, daging kerbau saat ini mencapai Rp 125 ribu dan sapi Rp 110 ribu. (MK/YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :

No More Posts Available.

No more pages to load.