Distanpangan Monitoring Kolam lele Teknologi Bioflok Milik Ponpes

oleh -399 Dilihat
Ami Putri, Kasie Produksi Perikanan, bersama Djasmin ( Staf Kasie) mengajak Ziaurrahman, pengelola kolam lele Ponpes Yanbuul Quran Menawan, ke petani lele sistem bioflok di desa Purworejo.

Kudus, isknews.com – Monitoring pada kolam lele sistem bioflok yang di laksanakan di kolam milik Ponpes Al Ahyar Desa Gondangmanis Kecamatan Bae dan  Ponpes Yanbu’ul Quran Desa Menawan Kecamatan Gebog yang merupakan bantuan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, terus dilakukan oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Kudus.

Kolam lele system bioflok sesuai namanya yang merupakan gabungan dari kata “bios” (kehidupan) dan “flock” (gumpalan), adalah kumpulan dari berbagai organisme seperti bakteri, mikroalga, protozoa, ragi dan sebagainya, yang tergabung dalam gumpalan.

Jika pakan herbal yang sebelumnya disebutkan menambahkan tanam-tanaman, budidaya menggunakan sistem bioflok ini menambahkan organisme hidup (probiotik) yang berperan tidak hanya sebagai pakan tambahan alami bagi ikan tetapi juga menjaga kualitas air sehingga ikan lebih sehat.

Untuk menginisiasi tumbuhnya organisme tersebut, biasanya pada kolam ditambahkan kultur bakteri jenis Bacillus sp (B. subtilis, B. licheniformis, B. megaterium, B. polymyxa) atau ragi (jenis Saccharomyces), dan molase/tetes tebu sebagai nutrisi bagi bakteri. Mikroba ini kemudian akan berkembangbiak dan karena media perairan budidaya sistem bioflok sudah dikondisikan, maka tumbuh pula protozoa, mikroalga, ragi dan bakteri-bakteri menguntungkan lainnya.

Fajar Nugroho, Kepala Bidang Perikanan pada Dispertanpangan Kudus, mengatakan bahwa pendampingan dan monitoring yang dilakukan pihaknya sebagai upaya untuk meminimalkan kegagalan dalam budidaya ikan lele sistem bioflok.

“ Untuk di Ponpes Yanbu’ul Quran Menawan, kondisinya bagus. Memang ada kematian dari benih lele yang ditebar di kolam terpal. Namun ini masih dalam kewajaran. Sebab benih lele itu mengalami kondisi ketika proses pengiriman dari Kediri ke Kudus. Meski demikian, kondisi budidaya disini tetap monitor ,” kata Fajar Nugroho, Rabu (27/12/17).

Kondisi berbeda terjadi di lokasi kolam lele sistem bioflok Ponpes Al Ahyar. Benih yang ditebar banyak mengalami kematian. Jumlahnya mencapai sekitar 20 ribuan.

Berdasarkan monitoring Bidang Perikanan, penyebab banyaknya kematian ini karena kurang adanya koordinasi dengan pihak penyedia benih terkait jadwal pengiriman. Sehingga ketika benih lele datang, kondisi kolam masih dalam tahap proses menormalkan kadar PH air.

“ Selain kondisi dari perjalanan pengiriman, perlakuan kondisi kolam juga belum pas. Sehingga mengakibatkan tingginya kematian. Jadi kalau dikumpulkan kematian itu bisa 7 kolam terpal. Namun, pihak rekanan dari KKP RI bersedia mengganti. Jadi nanti kita akan melakukan pendampingan saat kedatangan benih pengganti ,” tuturnya.

Lebih lanjut, Fajar Nugroho berharap pada dua pengelola kolam terpal tersebut untuk selalu berkoordinasi dengan Dinas Pertanian dan Pangan Kudus melalui Bidang Perikanan. (YM)

 

KOMENTAR SEDULUR ISK :

No More Posts Available.

No more pages to load.