Kudus, isknews.com – Kampanye “Enak Ngingu Sapi Wedok” di deklarasikan di Aula Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertanpangan) Kudus yang dihadiri puluhan peternak sapi di wilayah Kabupaten Kudus, Kamis (23/11/17).
Program terobosan ini dilakukan guna mempercepat dan mendongkrak kuantitas produksi ternak sapi dan penambahan populasi sapi betina di wilayah Kabupaten Kudus.
Kepala Bidang Peternakan pada Dispertanpangan, drh Sa’diyah, mengatakan bahwa membudidayakan sapi betina lebih banyak menguntungkan daripada sapi jantan. Misalnya yang paling terasa adalah faktor pakan pada jantan lebih banyak dibandingkan dengan betina.
“ Terimakasih pada bapak-bapak dan ibu peternak yang sudah pelihara sapi betina. Sebab ada banyak peternak yang memilih sapi jenis betina dengan pertimbangan perputaran uangnya lebih cepat. Sebab, hanya dalam waktu 3 bulan sudah bisa dijual ,” kata Sa’diyah.
Menurut Sa’diyah, kampanye ini dilakukan sebagai upaya untuk mendukung program Upsus Siwab ( Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting).
Berdasarkan datanya, jumlah sapi di Kabupaten Kudus 9 ribuan, namun 250-an ekor diantaranya merupakan sapi perah.
Sapi jenis betina hanya 500-an ekor. Pada tahun ini, pihaknya mendapatkan target sapi indukan wajib bunting 250 ekor dari pemerintah pusat yang disampaikan melalui Pemprov jateng.
Beberapa langkah dilakukan untuk menarik peternak menambah hewan ternaknya dengan sapi jenis betina.
Yakni dengan kontes sapi indukan, memberikan pemeriksaan kebuntingan tanpa biaya dan pemeriksaan peranakan serta suntik Inseminasi Buatan (IB).
Bahkan, program asuransi untuk sapi betina juga disampaikan ke para peternak.
“ Kalau para peternak menambah budidaya beternak sapi jenis betina bisa diikutkan AUTS (Asuransi Usaha Ternak Sapi). Pembayaran asuransinya murah karena disubsidi oleh pemerintah.
Berdasarkan aturan asuransi, biaya pertanggunggan untuk Rp 10 juta biaya preminya Rp 200 ribu. Namun disubsidi 80 persen yaitu Rp 160 ribu. Sehingga peternak hanya membayar Rp 40 ribu pertahun ,” tuturnya.
Artinya, sambung Sa’diyah, ketika terjadi kematian mendadak pada sapi betina yang sudah diasuransikan maka akan mendapatkan biaya ganti Rp 10 juta.
Namun ada aturan syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk mengajukan klaim tersebut. Misalnya, dokumentasi dan keterangan dari dinas melalui bidang peternakan.
“ Jadi ada banyak keuntungan bagi peternak yang memilih sapi jenis betina. Kalau sapinya beranak, kan bisa juga anakannya nanti jantan kan malah menjadi uang lebih cepat ,” imbuhnya.
Sidi Pramono, Kasi Produksi dan Kesehatan Hewan, menambahkan bahwa pihaknya untuk mensosialisasikan kampanye berternak sapi betina menyiapkan kaos untuk peternak.
Hal ini sebagai upaya memberikan semangat sekaligus mudah dibaca oleh peternak atau masyarakat yang tidak ikut dalam sosialisasi di dinas.
“ Sekali lagi luwih enak ngingu sapi wedok ,” tegas Sidi Pramono, inisiator tagline kampanye di depan undangan.
Dwi Listiyani, Kasie Usaha Sarana dan Prasarana Peternakan, menambahkan bahwa saat ini peternak yang sudah mengikuti program AUTS mencapai 172 ekor.
Padahal targetnya 200 ekor. Oleh karena itu pihaknya akan terus melakukan kampanye pada sentra-sentra peternakan sapi. Selain mengajak untuk menambah sapi betina, juga aga mengikuti asuransi.
“ Bapak-bapak misalnya ingin klaim lebih karena merasa sapinya berharga Rp 20 juta, maka sapi tersebut diikutkan polis dua kali, untuk 10 juta yang pertama hanya membayar Rp 40 ribu,” katanya.
Dilanjutkannya, sedangkan Rp 10 juta yang kedua peternakan membayar penuh yaitu Rp 200 ribu.
Sapi betina yang akan diikutkan AUTS syaratnya. Pertama harus betina, kedua minimal berumur 1 tahun.
“Pedet tidak boleh diikutkan asuransi. Dan penentuan nilai tanggungan. Terkait kesehatan nanti akan dibantu pemeriksaan dari bidang peternakan ,” jelas Dwi Listiyani. (YM)