Harga Garam di Jepara Mulai Turun

oleh -1,097 kali dibaca

Jepara, isknews.com (Lintas Jepara) – Setelah sempat menembus harga tertinggi sepanjang sejarah, harga garam kini mulai menurun. Jika Juli lalu, harga garam di Jepara sekitar Rp.3 ribu per kilogram, kini sudah mulai menurun menjadi sekitar Rp.1.850 hingga Rp.2.500. Dengan kondisi ini, petani garam berharap pemerintah menstabilkan harga komoditas ini.

Salah seorang petani garam di Desa Tanggul Tlare Kecamatan Kedung, Agus menyebut jika harga per tombong garam seberat sekitar 80 kg dihargai Rp.200 ribu. Untuk kualitas yang lebih baik bisa dihargai Rp.250 ribu tiap tombongnya. “Penurunan harga mulai terjadi pekan ini,” katanya, Jumat (11/8/2017).

Agus menengarai jika kebijakan impor garam yang diambil oleh pemerintah mulai berpengaruh pada harga jual dikalangan petani. Selain itu juga, katanya, dipengaruhi oleh panen garam yang sudah hampir memasuki puncaknya. “Saat ini memang musim panen sehingga harganya menurun, akan tetapi kebijakan impor garam sepertinya juga ikut mempengaruhi,” jelasnya.

Akan tetapi, menurut Agus, saat ini harga garam di tingkat petani beragam tergantung kualitas maupun lokasinya. Di beberapa tempat ia menyebut, harga garam bisa mencapai Rp 150.000 per 80 kilogram. “Selain pasokan yang banyak, lokasi tambak garam juga ikut mempengaruhi harga. Untuk yang tempatnya agak jauh dari jalan raya harganya bisa lebih rendah,” katanya.

Sementara itu, petani garam lainnya Lafiq meminta pemerintah menutup sementara keran impor. Menurutnya, impor garam menjadi sebab turunnya harga komoditas tersebut. Meskipun ia tak menampik saat ini sebagian besar petani memang sedang memanen produk laut itu.

“Saat sedang berlimpah garam para tengkulak bebas menentukan harga. Hal itu karena mereka punya keleluasaan memilih antara garam yang bagus dan garam yang berkualitas rendah. Ini juga berpengaruh pada penentuan harga jual,” ujarnya.

Lafiq melanjutkan, jika setelah terjadi penurunan harga seperti ini, biasanya akan terjadi penurunan terus menerus. Hal itu karena sedang panen garam kedua ada permainan harga dari tengkulak. “Dengan adanya impor, tentu permintaan dari perusahaan ke petani berkurang lantaran mereka lebih memilih garam impor. Untuk itu kita minta impor garam dihentikan dulu,” pungkasnya. (ZA)

KOMENTAR SEDULUR ISK :

No More Posts Available.

No more pages to load.