Inilah Sejarah Singkat Desa Tompomulyo Pati

oleh -2,453 kali dibaca
Foto: Kepala desa bersama muspika Kecamatan Batangan, seusai melangsungkan pelantikan perangkat baru. (istimewa)

Pati, ISKNEWS.COM – Desa Tompomulyo merupakan Desa yang banyak menyimpan sejarah lokal yang sangat menarik jika diperbincangkan. Pasalnya, kisah sejarah percintaan tokoh Desa Tompomulyo yang bermana Trolu, sampai saat ini masih sering diputar di radio.

Desa Tompomulyo terdiri dari dua perdukuhaan, serta ada 12 Rt dan 2 Rw. Di bawah Kepemimpinan Kepala Desa Soepadi, perkembangan Desa Tompomulyo semakin lebih maju. Hal tersebut jelas terlihat di sektor pembangunan infrastruktur Desa.

Berdasarkan keterangan Soepadi, Kepala Desa Tompomulyo, menuturkan, Pada masa akhir kejayaan Kesultanan Demak Bintoro sekitar tahun 1981 H, ada seorang prajurit Demak yang melarikan diri ke arah timur untuk menghindari kejaran dari prajurit Mataram.

Dalam pelariannya, ia bertapa meminta petunjuk kepada Tuhan YME, agar selamat dari kejaran prajurit Mataram di bawah pohon Putat, yang terletak di sebelah barat Dukuh Trolu. Sehingga warga mengenal tokoh tersebut dengan nama Penggede Putat.

Seusai menyelesaikan pertapaannya, tanpa disengaja Penggede Putut tersebut bertemu dengan seorang perempuan mantan juru masak pondok pesantren Kajen, Margoyoso, Pati. Yang menurut warga perempuan tersebut bernama Mbok Rondo Kuning.

Namun, dalam versi cerita sejarah lain dikisahkan, Mbok Rondokuning adalah seorang janda kaya raya dengan satu orang anak yang tinggal di Kelurahan Randukuning, Pati Lor. (Allahhualam, hanya tuhan yang dapat memastikan kebenaran sejarah tersebut.)

Dari pertemuan tersebut, Penggede Putat dan Mbok Rondo Kuning akhirnya merajut kisah cinta, dan membangun rumah tangga hingga dikaruniai sembilan anak yang semuanya Laki-laki.

Keluarga ini hidup bahagia dan sangat ta’at beribadah, karena Mbok Rondo Kuning besar di lingkungan pesantren, dan Penggede Putat adalah punggawa Kanjeng Sultan Demak Bintoro.

Dalam kehidupan sehari-hari, keluarga ini membabat hutan belantara dan cocok bertanam. Suatu ketika, Keluarga ini ingin mendirikan Masjid untuk pusat peribadatan.

Maka Sang Penggede Putat beserta keluarga menentukan tempat yang tepat untuk dibangaun sebuah Masjid. (tempat tersebut sekarang dikenal dengan Punden dan orang tua dulu menyebutnya Sigid ).

Sebelum Masjid didirikan, keluarga ini bertahajud di atas lokasi calon Masjid. Karena khusuknya mereka tidak sadar dengan apa yang telah terjadi.

Seusai menulaikan sholat, alangkah terkejutnya mereka, ternyata saudara mereka yang tadinya sembilan tinggal delapan. Mereka mencari saudaranya yang hilang kesana kemari namun tak kunjung ditemukan.

Atas kejadian itu, Penggede Putat beserta kedelapan anaknya memberikan nama tempat tersebut dengan sebutan TROLU, yang berarti dari kata Putro Wolu (anak laki-laki nomer delapan) bernama Joko Trolu.

Sebetulnya, sempat terdengar kabar hilangnya sang Joko Trolu yang menurut sebagian pendapat mengatakan disembunyikan oleh Ki Ageng Sigo Gati. Untuk dikawinkan dengan Putri Beliau. (WJ/RM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :