Jayus : Seluruh Proyek Infrastruktur Transportasi Dan Jalan Raya Harus Sudah Dihentikan Sementara

oleh -947 kali dibaca

Kudus, isknews.com – Dengan dalih tidak ingin mengganggu perjalanan masyarakat yang ingin melakukan mudik menjelang Hari Raya Idul Fitri, Anggota Komisi D DPRD Provinsi Jawa Tengah, Jayus ketika ditemui setelah pelaksanaan reses dengan konstituennya di RM Bambu Wulung Hadipolo Kudus (26/6) mengatakan,  pengerjaan jalan di Jalur Pantura Jawa Tengah harus sudah dihentikan atau dihentikan sementara mulai pada H-10.

Politisi Partai Amanat Nasional tersebut menerangkan, memang dalam pengerjaan suatu proyek pembangunan jalan, tak pelak perayaan-perayaan hari besar dan hari raya nasional menyelingi proses pengerjaan proyek tersebut. Kondisi tersebut tentu memberi dampak tersendiri dalam proses pngerjaan suatu  proyek. “Memang semua pekerjaan utamanya yang berkenaan dengan transportasi seperti Pekerjaan  pemeliharaan jalan,  memperbaiki jalan yang rusak, mengganti jalan yang sudah habis umurnya, dan membangun jalan yang baru, itu sudah menjadi fakta yang ada dan terjadi saban tahun. Nah, di dalam perjalanan pembangunan fisik selama satu tahun itu, tentunya akan melewati event-event penting yaitu hari raya,” terang Jayus kepada isknews.com

Ditambahkan olehnya, penghentian pekerjaan proyek untuk sementara waktu itu dimaksudkan agar tidak mengganggu kegiatan menjelang maupun saat Idul Fitri, seperti mudik maupun halal bihalal. “Biasanya di Hari Raya Idul Fitri pengendara kendaraan, baik roda dua maupun roda empat jumlahnya meningkat. Kalau ada kegiatan proyek di jalan ataupun kampung, bisa menggu aktivitas mereka,” jelas Jayus.

Menurut Jayus, khusus pekerjaan fisik proyek, diharapkan untuk segera cepat diselesaikan. Jika perlu sebelum Lebaran dilaksanakan. Namun bagi pekerjaan yang memang baru berjalan itu bisa diselesaikan dengan catatan harus berhenti beberapa hari ketika menghadapi Lebaran. “Aturan penghentian pekerjaan proyek itu memang tidak ada. Tapi kita menghormati umat muslim yang akan merayakan Lebaran. Selain itu kita tidak ingin arus mudik terganggu. Tetapi bukan berarti di setiap jalan Pantura dan Jalur Selatan nantinya tidak akan ada pekerjaan. Namun sejumlah alat berat disiagakan untuk mengatasi jika ada longsor atau bencana lainnya. itu juga ditentukan titik-titik khusus yang di daerah rawan bencana,” papar Jayus.

Lanjut Jayus, pihaknya meminta agar pengusaha angkutan juga dapat mematuhi ketentuan tersebut. Sebab arus puncak lebaran mudik itu doperkirakan H-7sampai H+3 itu masih akan padat. Pihaknya juga mememinta agar dinas dan badan terkait untuk memasang sejumlah rambu-rambu lalu lintas dan bekerja sama dengan FKPD untuk membentuk tim yang melibatkan semua pihak. Seperti kesehatan, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), kepolisian dan TNI. “Intinya proyek yang akan dihentikan operasinya itu khusus jalan yang betul-betul akan menjadi pelintasan arus mudik,” paparnya.

Legislator tersebut juga mengatakan, wilayah jalan Pantura dan Jalur Selatan cukup rawan dengan terjadinya kecelakaan. Tentunya sejumlah jalan rusak seperti berlubang harus diperbaiki dan selesai sebelum lebaran. Kemudian juga beberapa titik lokasi jalan yang rawan longsor sudah harus diantisipasi Pemprov melalui Dinas Pekerjaan Umum (PU).

“Khusus proyek memang karena masih banyak jalan di Jawa Tengah ini yang sedang diperbaiki, maka kami minta agar minimal H-7 itu sudah diberhentikan sementara operasi pekerjaan. Sampai dengan H+5 minimal. Sebab selain akan menganggu arus mudik, juga kendala lain kondisi jalan sempit dan rawan kecelakaan,” ujar Jayus. (YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :