KH.Anwar Zahid Ajak “Tabayyun” Sikapi Berita Menjurus Fitnah dan Kabar Belum Jelas

oleh -1,503 kali dibaca

Kudus, isknews.com – Belakangan ini sering kita jumpai gampangnya orang atau suatu kelompok berprasangka negatif terhadap kelompok lain, atau menuduh sesat golongan lain yang disertai hujatan, penghakiman secara sepihak, dan sebagainya.

Kiai Kondang Anwar Zahid asal Bojonegoro mengatakan, “Berprasangka tanpa meneliti duduk perkaranya, adalah apriori atau masa bodoh, maka solusinya, tabayyun sangat dibutuhkan di zaman yang penuh fitnah ini.” jelas Alumnus Pondok pesantren Langitan, Tuban, Jawa Timur itu saat ditemui eksklusif isknews.com di Hotel @Hom Kudus Selasa, (4/7/2017) malam.

Dalam lawatannya di Kudus baru-baru ini, kiai yang terkenal dengan “Qulhu Ae Lek” itu juga prihatin dengan adu domba yang memanfaatkan isu perbedaan ideologi, beda agama, atau beda panutan. “Apalagi sesama Islam mudah sekali diadu domba maka agama yang lain akan tepuk tangan menertawakan kita,” katanya sesaat sebelum berangkat menghadiri pengajian di desa Tenggeles Mejobo dan di daerah Jekulo Kudus.

Pengasuh pondok pesantren Assyafi’iyah, kabupaten Bojonegoro Jawa timur itu menjelaskan tentang pentingnya tabayyun. “Segala sesuatu itu harus tabayyun dulu, makanya jika kita mau tabayyun, dengan meruju’ Al-qur’an, Hadist, Ijma’, Qiyas. Insya Allah, selagi ulama’ atau kyai sepuh para pejuang agama dan pejuang li i’lai kalimatillah, terutama ahlussunnah wal jama’ah tetap dan masih istiqomah dalam membimbing umat, maka bagi ulama’ dan kyai, isu yang menjurus fitnah tersebut sebagai tantangan dalam berdakwah, jangankan para kiyai sekarang, pada zaman Rosulullah saja sudah ada fitnah, ada hadistul ifqi, hadist palsu, ada macem-macem… ,” ungkapnya serius.

Dirinya juga berpesan untuk masyarakat Kudus dan sekitarnya, khususnya para santri dikalangan pondok pesantren, “untuk berhati-hati dengan media sekarang, terutama yang menjurus kepada fitnah,” tegasnya.

Lebih lanjut, Perintah tabayyun atau mendalami masalah, merupakan peringatan, jangan sampai umat Islam melakukan tindakan yang menimbulkan dosa dan penyesalan akibat keputusannya yang tidak adil atau merugikan pihak lain.

Perlu dimaklumi bahwa berita yang kita dengar dan kita baca tidak mesti semuanya benar. Terlebih lagi kita hidup pada zaman yang banyak terjadi fitnah, hasud, ambisi kedudukan, bohong atas nama ulama, atas nama umat baik itu dilakukan melalui internet, koran, majalah maupun media masa lainnya. “Berita ini bukan hanya merusak kehormatan manusia, akan tetapi merusak ajaran Islam dan pemeluknya,” ujarnya

Sikap yang benar yang harus dilakukan agar kita tidak terpancing oleh berita fitnah ialah sebagaimana ajaran Islam membimbing kita, di antaranya Tidak semua berita harus kita dengar dan kita baca, khususnya berita yang membahas aib dan membahayakan pikiran.

Intinya, lanjut Anwar Zahid, dirinya berpesan untuk tidak terburu-buru dalam menanggapi berita, akan tetapi diperlukan tabayyun (lebih teliti) dan pelan-pelan dalam menelusurinya.

“Orang yang lebih mengedepankan Tabayyun sebagai gambaran ciri orang yang memiliki kadar Ilmu Pengetahuan yang benar yang diperoleh dari hasil penelitian, terutama menyangkut masyarakat yang akan dijadikan sasaran dakwah, akan sangat membantu ketepatan dalam menyampaikan kabar berita.” pungkasnya (AJ)

KOMENTAR SEDULUR ISK :

No More Posts Available.

No more pages to load.