Kirab Gunungan Sewu Kupat Colo, Seluruh Desa Di Kecamatan Dawe Sumbang Satu Gunungan

oleh -1,071 kali dibaca

Kudus, isknews.com – Desa Colo Kecamatan Dawe Kudus, Perayaan “syawalan” dengan prosesi kirab gunungan Seribu Ketupat Kanjeng Sunan Muria, pagi tadi di gelar untuk ke 10 kalinya di Taman Ria Colo Kudus, Acara yang dihadiri oleh Forkopimda, anggota Dewan, Budayawan serta masyarakat tumplek bleg di di kawasan wisata Colo, Rabu(13/7).

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Kudus, Yuli Kasianto dalam pidatonya menyampaikan, “Agenda kirab sewu Kupat diharapkan menjadi salah satu obyek wisata primadona di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Sejak perayaan syawalan digelar mulai 2007 hingga sekarang, cenderung menunjukkan daya tarik wisatawan yang cukup tinggi yang dibuktikan dari padatnya pengunjung setiap perayaan syawalan digelar, Tingginya animo wisatawan menyaksikan perayaan Seribu Ketupat menjadikan acara ini sebagai salah satu obyek wisata primadona selain obyek wisata lain yang ada di Kudus.” katanya.

Yuli juga menyampaikan, “Adanya perubahan konsep pada penyelenggaraan Kirab sewu Kupat tahun ini dengan tahun kemarin adalah pada konten acara musik, yang pada tahun kemarin lebih di dominasi musik dangdut namun kali ini lebih pada musik=musik religi zipin dan sebagainya,” ujarnya.

Sementara itu, Bupati Kudus Musthofa dalam sambutannya pada prosesi kirab gunungan Seribu Ketupat Kanjeng Sunan Muria di Desa Colo, juga menginginkan tradisi tersebut tetap digelar setiap tahunnya. Tingginya kunjungan wisatawan bisa mendongkrak retribusi untuk kawasan obyek wisata Colo yang pemasukan tahun ini ditargetkan mencapai Rp 1,2 miliar. Target pemasukan sebesar itu berasal dari retribusi pengunjung memasuki kawasan obyek wisata Colo, sewa penginapan, serta tempat parkir.

4Pengunjung yang memadati lokasi perayaan Seribu Ketupat tidak hanya dari Kudus, melainkan sejumlah warga dari berbagai daerah di Jateng juga ikut meramaikan perayaan tersebut. Mereka mengaku, sengaja datang ke Kudus untuk menyaksikan perayaan Seribu Ketupat karena ingin mendapatkan berkah dari ritual tersebut.

Mereka berebut ketupat dan lepat untuk dimakan bersama keluarga dengan harapan keluarganya terhindar dari segala macam penyakit dan mendapatkan kemudahan jalan dalam mendapatkan rezeki. Bupati Kudus Musthofa berharap, kirab Seribu Ketupat ini tetap bisa diselenggarakan setiap tahunnya, meskipun periode kepemimpinannya berakhir, “Apalagi, warga yang berkunjung juga cukup banyak sehingga tidak perlu dimobilisasi sudah langsung datang sendiri memadati lokasi perayaan seribu ketupat,” ucapnya.

13654308_1213711452007290_5063466157355792003_nTradisi Seribu Ketupat merupakan bentuk rasa syukur warga setelah menjalani ibadah puasa Ramadhan selama sebulan, diwarnai dengan prosesi kirab gunungan Seribu Ketupat Kanjeng Sunan Muria. Gunungan yang terdiri atas susunan seribu ketupat dan ratusan lepat (jenis makanan dari ketan) yang merupakan sumbangan dari seluruh Desa se Kecamatan Dawe Kudus, diarak dari rumah kepala desa setempat menuju Masjid Sunan Muria.

Berikutnya ritual ziarah ke Makam Sunan Muria, dilanjutkan dengan minum air dan cuci kaki serta tangan dengan air dari gentong peninggalan Sunan Muria dan penyerahan ketupat gunung dari Ketua Yayasan Makam Sunan Muria kepada rombongan.

Di lokasi terakhir tersebut, ratusan warga yang menanti sejak pagi memadati Taman Ria Colo untuk memperebutkan gunungan Seribu Ketupat yang didoakan oleh tokoh agama setempat.
Selain menyajikan seribu ketupat, dalam perayaan tersebut juga melibatkan 1.000 warga yang juga bisa menikmati sajian ketupat dan lepet gratis karena disiapkan 1.000 bungkus. (YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :