Kondisi Sungai Wulan SWD1 Sang Biang Banjir Itu Kini Masih Kekeringan

oleh -1,078 kali dibaca

KUDUS, isknews.com – Sungai yang pada musim hujan 2014 lalu, menyebabkan terjadinya bencana banjir, sehingga mengakibatkan ratusan warga masyarakat harus mengungsi, pada musim kemarau sekarang ini kondisinya kering, tidak terdapat air setetes pun. Sungai tersebut adalah Sungai Wulan Drainase (SWD)-1, yang melintas di Dukuh Karangturi, Desa Setrokalangan, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus. Sungai tersebut adalah salah satu sudetan Sungai Wulan di daerah barat, untuk mengurangi tekanan debit air sungai tersebut ke muara.
Menurut Ketua RT-01/RW-03, Dukuh Karangturi, Desa Setrokalangan, Parwoto, yang dihubungi isknews.com, Rabu (14/10), memang seperti itulah kondisi Sungai SWD-1 itu, meskipun dasarnya dipenuhi dengan tumbuhan dan semak-semak liar, namun tidak ada airnya sama sekali. Kondisi itu berbalik 180% dengan yang terjadi pada musik kemarau, di mana air Sungai SWD-1 itu debit airnya penuh, bahkan meluap sampai menggenangi seluruh Dukuh Karangturi. “Banjir terbesar, menurut saya yang terjadi pada 2014 lalu, yang ketinggian airnya mencapai hampir dua meter.”
Dia menuturkan, waktu musibah itu terjadi, adalah diluar dugaan warga. Hal itu karena selama ini yang menjadi penyebab terjadinya banjir di dukuh tersebut, adalah meluapnya air Sungai Wulan, yang tanggulnya memanjang di bagian depan rumah-rumah penduduk. Maka saat terjadi hujan deras, pantauan warga pun di fokuskan ke Sungai Wulan tersebut. “Ternyata yang terjadi malah Sungai SWD-1, yang ada di belakang rumah-rumah warga, tahu-tahu meluap airnya dan dengan cepat menggenangi hampir semua daerah perdukuhan.”
Karena datangnya banjir yang tidak terduga itu, warga pun panik, dan yang dipikirkan adalah menyelamatkan anggota keluarganya, sementara harta benda hanya yang sempat dibawa saja. Lebih lagi saat musibah itu terjadi, sudah menjelang magrib. Namun pada malam itu juga, setelah ada warga yang melapor ke pihak kecamatan, sebagian besar warga pun langsung bisa diungsikan. Mereka di tampung di Kantor Kecamatan Kaliwungu, sebagian lagi di Balai Desa Setrokalangan.
“Genangan air baru surut, setelah banjir itu berlangsung sekitar satu minggu. Warga yang laki-laki, termasuk saya, alhamdulilah bisa bertahan di sini, sambil menjaga ternak, kambing dan kerbau yang kami amankan di atas tanggul,” kata Parwoto.
Dia, dan juga seluruh warga Dukuh Karangturi, berharap pada musim-musim hujan pada tahun ini, yang tinggal beberapa bulan lagi, tidak terjadi banjir, atau setidaknya jika musibah itu terjadi, tidak sebesar pada 2014 lalu itu. (DM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :