Korban Keracunan Obat Anti Semut Diizinkan Pulang Dari Rumah Sakit

oleh -1,016 kali dibaca
oleh
Kabid Pelayanan RSUD Loekmono Hadi Kudus Aris JUkisno saat menunjukkan obat anti semut yang diduga menjadi penyebab keracunan keluarga Umi Saadah. (Mukhlisin/ISKNEWS.COM)

Kudus, ISKNEWS.COM – Umi Saadah (21), warga Desa Lau, Kecamatan Dawe yang merupakan pengantin perempuan yang menjadi korban keracunan obat anti semut, akhirnya diizinkan pulang dari RSUD Loekmono Hadi Kudus, Rabu (04-04-2018).

Kepastian itu disampaikan Humas RSUD Loekmono Hadi Kudus Saiful Anas kepada ISKNEWS.COM. ”Iya pasien suda diizinkan pulang tadi sore pukul 17.00 WIB,” katanya saat dihubungi melalui pesan pendek.

Dijelaskan, terkait kesimpula penyebab dirawatnya Umi yakni intoksikasi atau keracunan bahan kimia insektisida. Sementara untuk barang bukti yang sebelumnya diamankan pihak RSUD Loekmono Hadi, kini telah diserahkan kepada Dinas Kesehatan dan Polres Kudus untuk kepentingan lebih lanjut.

”Kami hanya melakukan pertolongan medis kepada korban. Selebihnya terkait penyebab keracunannya akan ditangani pihak yang berwenang,” ujarnya.

Diberitakan sebelumnya,tragedi memilukan menimpa keluarga Umi Saadah (21). Warga Desa Lau, Kecamatan Dawe, yang sedianya melangsungkan pernikahan pada Senin (02-04-2018. Dia harus mendapat perawatan intensif setalah mengalami keracunan akibat salah meminum obat anti semut yang dikira adalah jamu pengantin.

Tak hanya itu, duka menyelimuti keluarganya karena salah satu bibinya yang bernama Manisih (40), warga Karangbener, Kecamatan Bae, meninggal dunia akibat meminum obat anti semut tersebut.

Terkait peristiwa nahas itu, Kapolres Kudus, AKBP Agusman Gurning melalui Kasatreskrim AKP Onkoseno Grandiarso Sukahar mengungkapkan, pihaknya saat ini masih mendalami kasus meninggalnya Manisih akibat meminum obat anti semut.

Dijelaskan, peristiwa nahas bermula pada Minggu (01-04-2018) malam, sekira pukul 20.00 WIB. Keluarga besar Umi meracik jamu tradisional untuk pengantin di ruang keluarga ramai-ramai. ”Menurut keterangan para saksi memang sudah menjadi kebiasaan warga setempat, setiap kali akan menikah minum jamu dan luluran terlebih dahulu,” tutur Onkoseno, Selasa (03-04-2018).

Korban Manisih yang juga ikut meracik jamu kemudian meminta Umi untuk meminumnya. Umi mengiyakan saja perintah dari bibinya itu, lantas meminumnya hingga empat tegukan dalam takaran sedikit.

Hanya saja setelah empat teguk, lanjutnya menjelaskan, Umi kemudian berhenti karena rasanya pahit dan aneh. Racikan jamu juga berwarna biru kecoklatan, tidak seperti biasanya. Melihat hal itu kemudian Manisih menasehati Umi kalau minum jamu sebenarnya membuat awet muda dan sehat.

”Ya sudah sini kalau tidak mau minum biar aku minum saja,” katanya menirukan Manisih saat menasehati Umi.

Jamu tersebut lantas diminum hingga habis oleh Manisih. Tak berselang lama Manisih langsung kejang-kejang dan pingsan. Keluarga bahkan sempat mengira Manisih kesurupan karena kejang setelah minum jamu. Akan tetapi setelah melihat mulut Manisih mengeluarkan busa, kemudian dilarikan ke rumah sakit.

Meski sudah dilarikan ke rumah sakit namun nyawa Manisih tidak dapat diselamatkan. Keluarga Manisih menerimakan atas peristiwa yang terjadi dan menganggap sebagai musibah. Sementara pada Senin (02-04-2018) pernikahan tetap dilanjutkan meski tanpa mempelai perempuan yang terbaring di rumah sakit. (MK/YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :

No More Posts Available.

No more pages to load.