KRPL Dukuh Mayah Bendo Sukodono Sragen Raih penghargaan Adikarya Pangan Nasional

oleh -1,694 kali dibaca

Sragen– Setiap pekarangan rumah di Dukuh Mayah, Desa Bendo, Kecamatan Sukodono, Sragen tampak asri. Meskipun tidak begitu luas, pekarangan rumah di sana dihiasi ragam sayur dan buah segar. Cabai, tomat, bunga kol, terong, pepaya tumbuh subur.

Bahkan, di beberapa pekarangan rumah terdapat petak-petak kecil untuk mengembangbiakkan ikan lele. Ternak kambing atau sapi pun mudah dijumpai di sana.

Sebagian besar istri petani di Dukuh Mayah sudah empat tahun terakhir gemar bercocok tanam dan beternak di pekarangan rumah masing-masing.

Tak hanya membuat lingkungan sekitar asri, mereka juga mampu menghemat perekonomian keluarga. Pasalnya, mereka tidak perlu berbelanja sayur, buah, ikan, atau daging untuk keperluan memasak sehari-hari.

Agar pengelolaan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) di Dukuh Mayah semakin optimal, para istri petani di sana kompak membentuk Kelompok Wanita Tani (KWT) Sasmito Tani. Melalui kelompok tersebut, sebagian ‘produk’ KRPL dikumpulkan dan dijual. Keberasilan mengoptimalkan KRPL telah mengantarkan Dukuh Mayah meraih penghargaan Adikarya Pangan Nasional dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

“Di Dukuh Mayah, untuk Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) yang ada tahun 2015 mendapatkan anugerah Adikarya Pangan Nasional dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Penyuluhnya juga penyuluh terbaik tingkat nasional. Ini kebanggaan dari Kabupaten Sragen,” beber Sekretaris Daerah Kabupaten Sragen Drs Tataq Prabawanto B MM saat Sarasehan KWT Sasmito Tani di Kantor Sekretariat KWT Sasmito Tani, Jumat (19/2).

Keberhasilan KWT Sasmito Tani itu membuat Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Dr Ir H Sri Puryono KS MP bangga. Dirinya berharap, KWT Sasmito Tani terus berinovasi dalam pengelolaan KRPL.

“KRPL diopeni sing tenanan. Tadi ada lombok yang bagus. KWT harus terus berinovasi. Kembangkan integrated farming system. Ada sayuran, buah, ternak, dan ikannya,” pesannya.

Dirinya juga ingin, pengelolaan KRPL yang dilakukan oleh KWT Sasmito
Tani dapat direplikasi di desa lainnya. Untuk itu, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memberikan bantuan simultan berupa uang masing-masing Rp 10 juta kepada 16 KWT yang tergabung ke dalam KWT Sasmito Tani.

“Saya minta Kepala Dinas Pertanian, Badan Koordinasi Penyuluh, dan Badan Ketahanan Pangan itu mereplikasi KWT Sasmito Tani itu. Sehingga Kabupaten Sragen tidak lagi menjadi daerah miskin,” tegasnya.

Usai memantau KRPL KWT Sasmito Tani, Sri Puryono mengunjungi Pondok Pesantren Walisongo di Kampung Sungkul, Plumbungan, Karangmalang, Sragen. Seperti halnya KWT Sasmito Tani, pengasuh dan para santri mengembangkan pertanian terpadu berdikari berbasis pesantren.

Saat sarasehan pengasuh pondok pesantren se-Solo Raya itu berlangsung, beberapa di antara mereka mengeluhkan keterbatasan lahan untuk bercocok tanam.

Menanggapi hal tersebut, Puryono mengatakan, keterbatasan lahan dapat diatasi dengan media polybag. Menurutnya, pertanian terpadu akan optimal apabila terdapat strategi kreatif dari pihak pengelolanya. (HJ)

KOMENTAR SEDULUR ISK :