Lada Perdu Potensial Di Kembangkan Di Kudus

oleh -1,100 kali dibaca
Komoditas Lada Perdu coba di kembangkan di wilayah Kudus

Kudus, isknews.com – Budidaya Tanaman lada (merica) jenis perdu dan peluang pasarnya mencoba di kembangkan di Kudus, paska kunjungan program  kerjasama dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Purbalingga bebrapa waktu lalu.

OPD dibawah pimpinan Catur Sulistyanto S.Sos, MM, ini memaksimalkan waktu  mendapatkan manfaat positif yang bisa dikembangkan di Kudus terutama terkait dengan komoditas unggulan Kabupaten Purbalingga dari sector perkebunan, diantaranya adalah tanaman lada perdu.

Lada perdu merupakan tanaman rempah yang sedang in dibudidayakan petani di wilayah Banyumas khususnya Purbalingga.

Umumnya budidaya lada di Purbalingga dilakukan dengan sistem tanam tanpa tiang panjat atau lebih dikenal dengan lada perdu yang dapat berproduksi pada umur 1 tahun (mengikuti musim berbuah lada).

Pengembangan lada perdu lebih menguntungkan dibandingkan dengan lada biasa (lada panjat), karena lada perdu memiliki beberapa kelebihan atau keuntungan teknis semisal tidak memerlukan tiang penegak.

Lada jenis ini berumur genjah, mampu berbuah setelah satu tahun ditanam di kebun/pot sehingga pemeliharaan dan pemungutan hasil lebih mudah.

Pemanenan tidak perlu menggunakan tangga, tidak memerlukan tindakan agronomik pemangkasan dan pengikatan sulur, memiliki peluang untuk dikembangkan sebagai tanaman sela (intercrop) dan tanaman pekarangan serta mempunyai nilai estetika jika ditanam di halaman rumah atau pot.

Menurut Harsito, Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Perkebunan Distan Pangan Pemkab Kudus, saat itu, pada kunjungan ke KUB Saribumi, kelompok yang menangani tanaman lada.

“Di Purbalingga potensi tanaman lada mencapai 500 hektar. Ini nanti yang akan kita coba kembangkan di Kudus. Sebab memiliki ekonomi yang cukup tinggi. Harga lada sekarang sudah Rp 180 ribu perkilonya ,” terang Harsito.

Ditambahkan, selama ini baru ada di kecamatan Dawe namun masih sedikit dan jenisnya lada merambat. Nah, di Purbalingga dikembangkan lada jenis perdu lokal dan hibrida yang memiliki umur sekitar 1 tahun sudah mulai bisa dipanen.

“ Petani di Kudus semua wilayah bisa mengembangkan ini. Sebab tidak tergantung dataran tinggi atau rendah, semua bisa. Informasi dari Pak Joko Sagastono, Kabid Perkebunan dan Hortikultura Purbalingga, lada perdu ini jenis unggul untuk bisa dikembangkan. Cara tanamnya juga tidak serumit lada rambat ,” imbuhnya.

Sebagai gambaran, Lada perdu memiliki batang yang pendek dan tetap memiliki akar angin untuk meletakkan batang menempel pada media rambat.

Tetapi kelebihan akar ini diabaikan karena tanpa merambat lada perdu bisa hidup dengan sempurna. Sedangkan lada rambat butuh media tambahan untuk meletakkan batang yang akan menambah biaya pengadaan rambatan.

Kebanyakan pekebun lada memanfaatkan tanaman keras untuk merambah, sehingga jika tanaman keras ditebang, tanaman lada perdu dikorbannya dan dibiarkan rusak.

Lada perdu memiliki masa panen lebih cepat karena bibit lada perdu kebanyakan dihasilkan dari stek, sedangkan jika menggunakan sulur akan lama berbuahnya.

Lada rambat juga bisa dikembangkan menggunakan stek dan sulur akan tetap masa panen lebih lama karena kondisi lingkungan tidak memungkinkan melakukan rekayasa untuk mempercepat pembuahan. (YM)

 

KOMENTAR SEDULUR ISK :