Legenda Asal-Usul Nama Dukuh Rendole

oleh -4,716 kali dibaca
Pintu Gerbang Mojopahit yang berada di Desa Muktiharjo, Kecamatan Tlogowungu, Pati. (Foto: Istimewa)

Pati, Isknews.com – Jika mendengar Nama Dukuh Rendole Desa Muktiharjo Kecamatan Margrejo, Pati. Tak luput dari sejarah pintu gerbang Majapahit yang menjadi salah satu destinasi wisata sejarah paling direkomendasikan di Pati.

Karena, jika berbicara tentang pintu gerbang Majapahit, kita akan disuguhkan sebuah seni peradaban yang tinggi, sejarah Nusantara yang kisahnya perlu menjadi teladan.

Pasalnya, Pintu kerajaan yang pernah menjadi pusat peradaban Nusantara mulai dari Raden Wijaya hingga Prabu Brawijaya V Majapahit sendiri mengalami kejatuhan setelah kerajaan Islam berdiri di Demak dengan dukungan para walisongo.

Tepat di depan pintu gerbang Majapahit ada bendera merah putih yang menjadi simbol dan lambang bahwa pintu gerbang Majapahit adalah warisan budaya Nusantara yang perlu dijaga.

Sejarah singkat asal-usul Dukuh Dolle atau Rendole Menurut Mbah Sarni alias Mandor, tokoh tua di Desa tersebut, bermula setelah pertikaian hebat sesama murid seperguruan Sunan Ngerang Antara Adipati Jepuro Cokro Joyo dengan Maling Kopo dan adiknya Maling Kentiri.

Setelah Coro Joyo berhasil membunuh Maling Kopo dan adiknya Maling Kentiri, serta mengambil kembali Roroyono Istri Sunan Muria (Said Kusumastuti) dari tangan mereka.

Cokro Joyo menagih janji kepada Sunan Ngerang yang akan merestui pernikahkan anaknya yang bernama Ronggojoyo dengan Putri kedua Sunan Ngerang yang bernama Roropujiwat, (ada juga yang menyebut Roropujiwati) adik dari Roroyono istri Sunan Muria.

Namun Roropujiwat mau menikah dengan Ronggojoyo asalkan Pintu Gerbang Mojopahit dapat di pindah ke lereng Muria tempat pondok Sunan Muria.

Setelah permintaan tersebut disetujui, Ronggojoyo langsung bergegas untuk menuju Mojopahit untuk mengambil Pintu Gerbang Mojopahit.

Apa lacur betapa kagetnya Rongojoyo mendapati ternyata Pintu Gerbang yang dicari sudah tidak ada di tempat.

Ternyata, dikisahkan sebelum Sunan Muria menikah dengan Roroyono, ia pernah menjalin pernikahan dengan seorang putri bernama Dewi Sapsari dan menghasilkan satu anak bernama Raden Bambang Kebo Nyabrang, nama tersebut diambil karena Dewi Sapsari telah berjasa menyeberangkan Sunan Muria saat hendak mengunjungi lereng gunung muria.

Setelah tumbuh dewasa dan menjadi sosok pemuda yang sakti mandra guna, Kebo Nyabrang menemui Sunan Muria untuk minta pengakuan sebagai anak kepada Sunan Muria. Tapi Sunan Muria tidak merasa mempunyai anak, karena pada waktu itu dirinya pergi cukup lama meninggalkan Dewi Sapsari ibu Kebo Nyabrang untuk syiar agama islam.

Entah apa maksut hati Sunan Muria sehingga dirinya berujar kepada Kebo Nyabrang meminta sebuah permintaan yang sama dengan adik iparnya Roropujiwat untuk dibawakan Pintu Gerbang Mojopahit ke Lereng Muria.

“Kalau kamu dapat membawa pintu gerbang mojopahit ke muria kamu akan saya akui sebagai anak” kata Sunan Muria kepada Kebo Nyabrang.

Karena bentuk pengabian anak kepada bapak, Kebo Nyabrang akirnya mengambil Pintu Gerbang Mojopahit.

Saat dirinya  memanggul Pintu Gerbang Mijopahit Kebo Nyabrang terlibat perseteruan hebat dengan Ronggojoyo yang sudah lama mencari keberadaan Pintu Gerbang Mojopahit.

Perseteruan tersebut terjadi di sekitar wilayah Dukuh Sekar Kurung Desa Muktiharjo.

Perseteruan memperebutkan Pintu Mojopahit antara dua pemuda tersebut akhirnya diketahui Sunan Muria. Sehingga, Sunan Muria memisah mereka.

Kebo Nyabrang yang merasa jengkel dengan ulah Ronggojoyo berkata kepada Sunan Muria,

“Banget abote lawang mojopahit, kulo leh mbongkok ngantos Moto kulo modol ilat kulo Mele-mele malah dirusuhi, (begitu beratnya pintu gerbang mojopahit, saya yang memanggul sampai mata dan lidah saya seperti hamir keluar malah diganggu)” kata Kebo nyabrang Kepada Sunan Muria.

Ditengah diskusi Kebo Nyabrang dengan Sunan Muria, dilempar lah ganjal Pintu Gerbang Mojopahit oleh Ronggojoyo Kearah Kebo Nyabrang hingga akhirnya Kebo Nyabrang meninggal dunia.

Sehingga tempat terletaknya ganjal Pintu Gerbang Mojopahit yang dilempar Ronggojoyo kearah Kebo Nyabrang membuat Sunan Muria bersabda, jika tempat tersebut menjadi perkampungan yang rame, akan diberi nama “Njellawang” yang diambil dari kata Ganjel Lawang.

Semantara itu, tempat terjadinya perseteruan Kebo Nyabrang dengan Ronggojoyo diberikan nama “Dolle”. Nama tersebut diambil dari perkataan Kebo Nyabrang kepada Sunan Muria, yang mengatakan pada saat memanggul Pintu Gerbang Mojopahit sampai “Matane Mondol ilate Mele-mele”.

Atas peristiwa tersebut Sunan Muria merasa menyesal karena permintaannya menyebabkan Kebo Nyabrang sampai meninggal dunia, dan akhirnya Sunan Muria Mengakui Kebo Nyabrang sebagai darah dagingnya. (WJ)

KOMENTAR SEDULUR ISK :

No More Posts Available.

No more pages to load.