“Maeso Suro” Sabet Juara Dua Lomba Poknak Berprestasi Tingkat Jawa Tengah

oleh -1,060 kali dibaca

Kudus,, isknews.com – Kelompok peternak (Poknak)  kerbau asal Kudus “Maeso Suro” berhasil meraih prestasi juara ke dua pada Lomba Kelompok Ternak Berprestasi Komoditas Kerbau yang di gelar oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Tengah, di Semarang beberapa hari yang lalu.

Diselenggarakannya lomba tersebut dimaksudkan untuk memberikan apresiasii dan  agar dapat menemukan para peternak khususnya kerbau yang akhir akhir ini mulai kurang populier, Kelompok tani ternak (poknak) “ Maeso Suro” Dusun Goleng Desa Pasuruhan Lor Kecamatan Jati yang merupakan binaan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Kudus,

Hadiah berupa piala dan uang pembinaan diserahkan oleh Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sri Puryono, di gedung Ngesti Pandowo Semarang pada hari Sabtu (19/08) malam.

Catur Sulistiyanto, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan, melalui Sa’diyah, Kabid Peternakan mengungkapkan bahwa ini merupakan prestasi kedua yang diraih oleh poknak Maeso Suro.

“ Prestasi Tingkat provinsi Jateng diraih pertama tahun 1986 lalu juga juara dua. Setelah itu tidak pernah dilombakan untuk kategori Kerbau. Baru dua tahun terakhir diadakan lagi. Alhamdulilah bisa meraih prestasi lagi ,” ujar Sa’diyah, Selasa (22/08/17) di ruang kerjanya.

Menurut Sa’diyah, secara budidaya poknak Maeso Suro tidak kalah dengan peraih juara I. Namun harus ada beberapa hal lain yang harus dilakukan pembenahan. Misalnya, belum adanya kerjasama kemitraan secara tertulis dengan pihak pembeli terkait dengan pemasaran hasil. Kemudian belum adanya akses permodalan perbankan khusus untuk para anggotanya. Kedua point ini nilai dalam lomba tersebut sangat besar.

“ Selama ini kan penjualan mereka secara tradisional, tidak pakai surat tertulis kerjasama kemitraan berkelanjutan. Kalau ada pembeli ya transaksi, dibayar tunai, selesai,” ungkapnya.

Selain itu, bentuk kandang juga mendapatkan perhatian dari tim juri. Kondisi kandang kerbau milik poknak Maeso Suro semuanya berbentuk tertutup rapat. Hal ini sebenarnya sudah sering dilakukan pembinaan, namun para anggota poknak Maeso Suro tetap memilih tertutup karena merupakan sistem turun temurun di lokasi tersebut.

“ Alasannya juga terkait keamanan, sebab lokasinya kan jauh dari perumahan warga atau pemilik ,” tukasnya.

Dijelaskan, bentuk kandang tertutup rapat ini membuat sirkulasi udara menjadi minimal. Hal berpengaruh pada kesehatan dan perkembangan dari kerbau. Padahal ditempat lain yakni di Desa Gamong, peternakan sudah menjalankan arahan dari pihak Bidang Peternakan Dinas Pertanian dan Pangan dengan menggunakan kandang semi terbuka.

“ Sebenarnya untuk poknak di goleng sudah diarahkan supaya dinding belakang bagian atas sedikit terbuka. Tetapi ya itu tadi, tradisi turun temurun masih mereka pegang. Namun pelan-pelan nanti pihaknya terus menerus memberikan arahan agar lebih baik lagi. Dengan terbuka setengah dindingnya, mantri ternak yang datang juga bisa merasakan udara lebih segar ,” paparnya.

Dwi Listyani, Kasie Usaha Sarana dan Prasarana Peternakan, menambahkan bahwa pembuatan dinding terbuka setengah sebenarnya bisa berpengaruh pada peningkatan pertumbuhan kerbau.

“ Dengan sirkulasi udara lancar, maka pertumbuhan kerbau akan semakin baik bila dibandingkan dengan tertutup. Peternak yang masuk ke kandang juga pasti merasakan berbeda dengan kondisi sebelumnya ,” tambahnya. (YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :