Mendikbud Muhadjir Effendy Buka “Teaching Factory” di Kudus

oleh -1,005 kali dibaca

Kudus, ISKNEWS.COM – Sebanyak 105 SMK se Indonesia menghadiri rapat koordinasi bantuan pengembangan Teaching Factory yang dihadiri oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy, digelar di Hotel Griptha Kudus, Kamis (28/6/2018) petang.

“Kemendikbud terus melakukan peningkatan layanan pendidikan SMK. Pentingnya penyediaan sumber daya manusia (SDM) yang terampil diwujudkan pemerintah melalui kebijakan peningkatan mutu pendidikan kejuruan yang memberi perhatian pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK),” kata Muhadjir dalam sambutanmya saat membuka acara yang digelae selama tiga hari (28-30/6/2018).

Rapat koordinasi bantuan pengembangan Teaching Factory yang dihadiri oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy, digelar di Hotel Griptha Kudus, Kamis (28/6/2018) petang.

Sebelum membuka Rakor Teaching Factory, Muhadjir dari siang berkeliling ke lima SMK Binaan Bakti Pendidikan Djarum Foundation. Diantaranya ke SMK RUS, SMK Wisudha Karya, SMK PGRI 1, SMK Muhammadiyah, dan terakhir SMKN 1 Kudus.

Dalam sambutannya dijelaskan, Teaching factory merupakan pengembangan dari unit produksi yakni penerapan sistem industri mitra di unit produksi yang telah ada di SMK. “Unit produksi adalah pengembangan bidang usaha sekolah selain untuk menambah penghasilan sekolah yang dapat digunakan dalam upaya pemeliharaan peralatan, peningkatan SDM, dll juga untuk memberikan pengalaman kerja yang benar-benar nyata pada siswanya,” jelasnya

Penerapan unit produksi sendiri memiliki landasan hukum yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1990 pasal 29 ayat 2 yaitu “Untuk mempersiapkan siswa sekolah menengah kejuruan menjadi tenaga kerja, pada sekolah menengah kejuruan dapat didirikan unit produksi yang beroperasi secara profesional.”

Pembelajaran melalui teaching factory, lanjutnya, bertujuan untuk menumbuh-kembangkan karakter dan etos kerja (disiplin, tanggung jawab, jujur, kerjasama, kepemimpinan, dan lain-lain) yang dibutuhkan DU/DI serta meningkatkan kualitas hasil pembelajaran dari sekedar membekali kompetensi (competency based training) menuju ke pembelajaran yang membekali kemampuan memproduksi barang/jasa (production based training).

Terlebih, Hubungan kerjasama antara SMK dengan industri dalam pola pembelajaran Teaching Factory akan memiliki berdampak positif untuk membangun mekanisme kerjasama (partnership) secara sistematis dan terencana didasarkan pada posisi tawar win-win solution. Penerapan pola pembelajaran Teaching Factory merupakan interface dunia pendidikan kejuruan dengan dunia industri, sehingga terjadi check and balanceterhadap proses pendidikan pada SMK untuk menjaga dan memelihara keselarasan (link and match) dengan kebutuhan pasar kerja. (AJ/YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :

No More Posts Available.

No more pages to load.