Pameran Kaligrafi Internasional Digelar di Kudus

oleh -1,551 kali dibaca
Kaligrafer Purwanto Zain, saat menunjukkan salah satu karya kaligrafi. (Aris Sofiyanto/ISKNEWS.COM)

Kudus, ISKNEWS.COM – Dalam rangka hari ulang tahun (HUT) Pesantren Seni Rupa dan Kaligrafi Al-Qur’an (PSKQ) Kabupaten Kudus ke XII digelar beberapa rangkaian acara, satu diantaranya Pameran Kaligrafi Internasional.

Event tersebut dilaksanakan sebulan penuh dari tanggal 25 januari – 25 februari 2019 di Arjuna Resto, tepatnya sebelah barat kampus Universitas Muria Kudus (UMK) Kudus.

(Berdiri jas hitam) Ustadz Assiry Pimpinan Pesantren Seni Rupa dan Kaligrafi Al-Qur’an (PSKQ) Kudus bersama Ansar Basuki Balasik (sang owner batik Angsoran Cilacap), saat memberikan arahan saat workshop kaligrafi batik. (Aris Sofiyanto/ISKNEWS.COM)

Muhammad Assiry, Pengasuh PSKQ Kudus mengatakan, Harlah PSKQ tahun ini mengusung tema, meng-kaligrafikan Indonesia, meng-Indonesiakan kaligrafi. Peserta diikuti seratus kaligrafi dari berbagai Kota di Indonesia maupun manca negara, yakni dari Turki, Maroko, Malaysia, dan Singapura.

“Ada banyak agenda selain pameran, diantaranya workshop kaligrafi 3D oleh Nugroho (pemahat Kaligrafi Yogyakarta) , workshop kaligrafi batik oleh Ansar Basuki Balasik (sang owner batik Angsoran Cilacap), workshop kaligrafi bisnis oleh Midhan Anis (Ketua Komunitas Pecinta Kaligrafi), workshop lukis kaligrafi kontemporer oleh KH. Robert Nashrullah (Kaligrafer Internasional) dan demo melukis kaligrafi bareng bersama 100 kaligrafer dari berbagai daerah di Indonesia,” jelasnya kepada awak media.

Dikatakan Assiry, Ada yang menarik dalam event kali ini, Motif tehzib dari Negara Turki dengan motif keemasan juga ikut meramaikan, harganya pun dibandrol sangat fantastis. Selain itu ada pula bentangan kaligrafi di kanvas berukuran sekitar 2×1 meter dengan pesan-pesan moral didalamnya. Assiry mengatakan, kaligrafi tersebut menggambarkan mengenai keadaan bangsa Indonesia sekarang, dimana masalah dan bencana sedang melanda negara kita tercinta.

Kalimat “Wa’tasimu Bihablillah jami’a wala tafarroqu ” ahli tafsir menjelaskan hablillah (tali Allah) dengan diinillah (agama Allah), yang maksudnya bahwa kita tidak boleh membuat umat berpecah belah selama mereka mengaku muslim.

“Untuk membuat kaligrafi tersebut yang susah itu idenya, jika ngelukis saja tidak terlalu sulit. Bahkan sebelum menemukan ide saya harus puasa dulu,” ujarnya.

Assiry berharap, dengan adanya pameran ini bisa memberikan sumbangsih kepada bangsa, khususnya Kudus. “Ini event pameran Internasional, semoga tahun depan bisa meriah lagi, terlebih dengan dukungan Pemerintah Kabupaten Kudus,” harapnya. (AJ/YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :