Pemerintah Dorong Pengentasan Kemiskinan Lewat Usaha Peternakan

oleh -1,097 kali dibaca
Foto: Narasumber drh Anton Cahyono, veteriner Dispertanpangan Kudus saat memberikan materi ke tamu undangan. (Aris Sofiyanto/ISKNEWS.COM)

Kudus, ISKNEWS.COM – Demi mendongkrak tingkat perekonomian warga, sejumlah Kepala keluarga di desa Lau, Dawe, Kudus mendapatkan pengarahan tentang program penanggulangan kemiskinan berbasis usaha peternakan dari Dinas Pertanian dan Pangan Kudus bersama Dinas Peternakan dan Kesehatan Provinsi Jateng di balai desa Lau, Selasa (15-05-2018).

Diri Mulyanto, Kasi Inovasi dan Infrastruktur Dinas Peternakan dan Kesehatan Provinsi Jateng, mengatakan bahwa wilayah Kabupaten mendapatkan alokasi program ini untuk enam desa. Yaitu Desa Jurang, Desa Lau, Desa Margorejo, Desa Sadang, Desa Jepang dan Desa Megawon.

“Untuk lima desa kita berikan bantuan berupa ayam Kampung Unggulan Balitbang (KUB). Setiap desa 100 KK miskin, jadi total 500 KK. Sedangkan di desa Megawon 21 ekor kambing. Para penerima ini nanti akan dibina dan pendampingan secara intensif oleh Bidang Peternakan Dinas Pertanian dan Pangan Kudus. Sehingga kita prediksi akan mampu merubah desa penerima dari kategori miskin menjadi desa tidak miskin,” kata Diri Mulyanto.

Warga yang datang mendapat motivasi dan pencerahan dari Sadiman Al Kundarto, Ketua DPP APSI (Asosiasi Pekerja Sosial Indonesia).

“Bapak-bapak dan ibu-ibu, kemiskinan itu bukanlah takdir. Karena itu, maka bisa dirubah oleh njenengansemua dengan tindakan sendiri. Caranya, dengan harus mau bekerja keras dan kerja cerdas. Mau menolong orang agar dapat menolong dirinya sendiri. Sekarang njenengan semua sudah diberikan bantuan modal ayam KUB. Maka jadikanlah ini sebagai modal awan kebangkitan menjadi lebih sejahtera,” tutur Sadiman Al Kundarto bersemangat.

Dwi Listyani SPt. Msi , Kasie Sarana Prasarana Usaha Peternakan Bidang Peternakan Dispertanpangan Kudus, menambahkan bahwa setiap Kepala keluarga miskin yang masuk program penanggulangan kemiskinan berbasis inovasi peternakan ini akan mendapatkan 5 ekor ayam KUB. Perinciannya, empat ekor betina siap bertelur dan 1 jantan.

Setelah mendapatkan pengarahan tentang cara budidaya ayam KUB ini, mereka akan mendapatkan bantuan dibuatkan kandang di sekitar rumah masing-masing. Sedangkan ayam KUB-nya akan diserahkan setelah lebaran atau pemilihan kepala daerah.

“Kita semua memahami bila sebentar lagi lebaran, dikhawatirkan malah akan dikonsumsi sendiri. Padahal tujuan program ini, mereka mendapatkan penghasilan dari telur-telur dan berkembangbiaknya ayam KUB. Jadi sekarang kita berikan kandang dan pakan konsentratnya,” ujar Dwi Listyani.

Wanita berjilbab yang akrab disapa Lilis itu, berharap koordinator penerima bantuan baik di Desa Lau maupun desa lainnya intensif melakukan pemantauan perkembangan. Sehingga apabila ditemukan suatu masalah bisa secepatnya diselesaikan.

“Dari provinsi sifatnya kan hanya monitoring, sedangkan yang pembinaan ke para penerima itu dari kita Bidang Peternakan Dispertanpangan Kudus. Nanti obat-obatan dan vaksinnya, kita yang melaksanakan ,” imbuhnya.

Sedangkan drh Anton Cahyono, veteriner Dispertanpangan Kudus, menerangkan cara beternak ayam KUB yang bisa dilaksanakan oleh para penerima bantuan. Program ini selain memberikan lima ekor ayam untuk setiap KK juga diberikan kandang dan pakan untuk konsumsi selama satu bulan.

“ Satu bulan ini untuk menyesuaikan karena di lokasi asal ayamnya diberikan pakan konsentrat. Tetapi nanti kedepannya, disini akan diberikan pakan secara alami. Nah, caranya yaitu pada minggu pertama diberikan tiga perempat konsentrat ditambahkan makanan alam seperti sayuran, bekatul ataupun tetes tebu. kalau orang sini mungkin mengenal ledok Pada minggu kedua, konstrat dikurangi jadi setengah takaran. Lalu minggu ketiga, diberikan seperampatnya konsentrat. Nah, minggu keempat sisanya dan yg jumlah banyak dari pakan lokal. Maka ayam tidak akan stres. Sehingga akan menghasilkan telur yang banyak ,” papar Anton Cahyono.

Mengapa ayam KUB ? , sambung Anton, sebab ayam KUB lebih unggul dibandingkan ayam kampung biasa pada jumlah produksi telurnya mencapai tiga kali lipat. Berdasarkan perhitungannya, ayam KUB yang diberikan sebagai modal usaha bila dirupiahkan mencapai Rp 200 ribu perekor karena kondisi siap bertelur.

“ Sehingga bapak-bapak semua anggaplah sudah diberikan modal satu juta untuk berternak ayam KUB, ditambah dengan kandang dan pakan. Karena ayam yang bertelur banyak cenderung enggan mengerami, maka bisa dititipkan ke ayam kampung lainya atau ayam KUB yang belum bertelur. Namun bisa juga dikoordinir untuk ditetaskan bersama menggunakan mesin penetas. Diperkirakan dalam waktu setengah tahun, dari lima ayam yang dimiliki bisa menjadi 100 ekor. Nah, punya usaha beternak sebanyak itu maka para penerima program sudah tidak bisa disebut miskin lagi ,” tandasnya. (AJ/WH)

KOMENTAR SEDULUR ISK :