Pemkab Kudus Antisipasi Daerah Rawan Banjir

oleh -1,289 kali dibaca
oleh

Kudus, ISKNEWS.COM – Musim penghujan nampaknya sudah dimulai. Beberapa hari Kudus diguyur hujan mulai intensitas ringan hingga lebat. Salah satu yang sering menjadi permasalahan di Kota Kretek adalah banjir, yang menggenangi daerah langganan seperti wilayah Kecamatan Jekulo, Mejobo dan Jati.

Untuk mengantisipasi banjir Pemkab Kudus telah mempersiapkan diri sejak dini. Bupati Kudus M Tamzil didampingi Wakil Bupati Kudus M Hartopo menggelar rapat mengantasipasi banjir bersama Pemerintah Kecamatan Mejobo beserta seluruh kepala desa di Kecamatan Mejobo, Jumat (16/11/2018), di Aula Kantor Kecamatan Mejobo.

Dalam rapat itu turut hadir BPBD Kudus dan kepala OPD terkait. Camat Mejobo Harso Widodo memaparkan wilayaj Kecamatan Mejobo merupakan 63 persen sawah dan 37 persen merupakan tanah pekarangan. Kecamatan Mejobo terdapat empat sungai besar dan 15 sungai kecil.

Dari jumlah sungai yang ada beberapa titik sudah dinormalisasi untuk persiapan menyambut musim hujan. Di antaranya tanggul Sungai Piji, Sungai Golantepus, dan Sungai Jojo. Dia mengungkapkan, di seluruh wilayah Kecamatan Mejobo merupakan daerag rawan banjir, maka dari itu perlu adanya normalisasi sungai sebagai langkah antisipasi.

“Semua desa di wilayah mejobo merupakan wilayah terdampak banjir,” katanya sambil menunjukkan peta genangan dan peta evakuasi yang dibuat atas perintah bupati setelah acara penutupan TMMD, Selasa (13/11/2018).

Bupati Tamzil mengapresiasi telah dibuatnya peta genangan dan peta evakuasi, serta berpesan untuk melengkapi satu peta lagi yaitu peta terdampak. Dia menghimbau kepada Camat dan Kades untuk memahami wilayahnya masing-masing yang rawan bencana dengan mengajak tokoh masyarakat pada rapat selanjutnya.

Dengan begitu dapat menggerakkan peran masyarakat untuk kerja bakti di tanggul-tanggul yang rawan serta membersihkan “dangkel” pohon yang sekiranya menghambat aliran sungai. “Jumat depan warga diminta untuk membersihkan dangkel itu dulu saja, dan tanggul yang tipis,” pesannya kepada para kepala desa.

Tamzil menekankan untuk mengutamakan penyelamatan jiwa ketika terjadi bencana banjir. “Penyelamatan jiwa dulu, itu yang paling penting terutama pada anak-anak dan perempuan, yang kedua penyelamatan benda-benda berharga seperti ijazah, sertifikat,” imbuhnya.

Kemudian kebutuhan logistik yang harus disiapkan dalam menghadapi bencana banjir. Posko penanganan banjir juga harus disiapkan tahun ini untuk penanganan sementara, rencananya 2019-2020 akan ditangani jangka panjang dengan dibuat bendung-bendung kecil di sekitar dawe dan piji.

Rencananya, akan dibentuk organisasi Emergency Center dibawah BPBD Kudus untuk mempercepat penanganan bencana di daerah kecamatan. “Emergency center kita akan buat induknya di BPBD, cabangnya di kecamatan,” tandasnya.

Gagasan tersebut merupakan hasil kunjungan ke Sulawesi beberapa waktu lalu untuk mempelajari penanganan bencana dengan Emergency Center. Sementara itu Wabup Hartopo menyoroti dua hal yang perlu diperhatikan mengenai penanggulangan bencana.

Belum adanya gedung yang memadai sebagai pengungsian ketika terjadi bencana banjir. Terutama mengenai fasilitas dan kebutuhan bagi pengungsi berupa makanan dan obat-obatan. “Sebelum banjir kita semua harus tahu kondisi-kondisi wilayah rawan bencana, saya dulu turun ke lokasi tidak ada makanan, obat-obatan, bahkan dapur umum untuk pengungsi,” ungkapnya.

Ditambahkan, penganggaran untuk bencana harus cukup setiap tahunnya. Dana tersebut digunakan sebagai penyediaan fasilitas pengungsian mulai dari kegiatan penanggulangan, penanganan dan perbaikan dampak setelah bencana. (MK/YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :

No More Posts Available.

No more pages to load.