Kudus, ISKNEWS.COM – Nasib nahas menimpa Ngasirah (65), penjual bubur yang biasa menjajakan dagangannya di Jalan Suryokusumo, turut Desa Mejobo RT 06 RW 03, Kecamatan Mejobo. Dia baru saja menjadi korban kejahatan gendam oleh dua orang tak dikenal.
Akibatnya korban mengalami kerugian perhiasan berupa anting dua buah, satu seberat 10 gram, satu liontin dan lima cincin seberat 10 gram. Total keseluruhan kerugian sebesar Rp 8.400.000.
Ngasirah saat ditemui sejumlah awak media di kediamannya menceritakan, kejadian sekira pukul 07.30 WIB. Kala itu dirinya sudah bersiap untuk membereskan lapaknya, karena bubur jualannya sudah habis.
Namun pada saat hendak pulang ada mobil yang berhenti tepat di depan lapak. Diceritakan dari dalam mobil keluar seorang pria yang bertanya letak Desa Golantepus, Kecamatan Mejobo.
“Tadi ada yang tanya arah menuju Golantepus. Saya beritahu melalui jalan sebelah barat SMP 2 Mejobo ke utara. Katanya mau ke rumah Pak Rohman untuk mengobati saudara yang sedang sakit,” tuturnya.
Setelah itu Ngasirah mengaku diberi tahu kalau di dalam mobil ada orang pintar. Berkat orang pintar itu Pak Rohman yang dulunya tukang becak sekarang menjadi sukses, memiliki sekolah madrasah, dan bisa berangkat haji berulang kali.
Karena penasaran Ngasirah kemudian diajak masuk ke dalam mobil untuk bertemu dengan orang pintar itu. Kemudian di dalam mobil dirinya diajak berbincang dengan orang pitar tersebut. “Saya dijanjikan bulan depan bisa berangkat haji,” tambahnya.
Selama 30 menit di dalam mobil, Ngasirah diminta melepas seluruh perhiasan yang menempel di badannya untuk diberi doa agar menjadi suci. Tak hanya itu para pelaku gendam juga memintanya mengambil seluruh perhiasan yang ada di dalam rumah untuk disucikan.
Ngasirah mengiyakan saja apa yang dikatakan para pelaku. Dari rumahnya yang berjarak 35 meter dengan lapak jualannya, diambil tiga cincin dan kalung beserta liontinnya yang lantas diberi doa suci verai pelaku gendam.
Selesai diberi doa, pelaku memasukkan perhiasan ke dalam kardus bekas sabun mandi. Kemudian dimasukkan ke dalam plastik berwarna putih. “Perhiasan saya dimasukkan ke plastik dan diwanti-wanti agar dibuka setelah Salat Jumat,” ungkap Ngasirah.
Dia menambahkan, belum sampai Salat Jumat anaknya yang bernama Moh Sudi (48) datang dan memintanya membuka bungkusan plastik tersebut. Ternyata setelah dibuka seluruh perhiasan milik Ngasirah raib dan berubah menjadi sabun.
“Ibu saya kemungkinan menjadi korban gendam atau hipnotis. Karena pelaku dengan mudahnya mengambil perhiasan tanpa disadari ibu,” ujar Suudi. (MK)