Kudus,isknews.com – (03/11) Dengan adanya peningkatan kekerasan pada perempuan dan anak di kudus ini, setidaknya kepolisian serta JPPA harus bekerja extra guna mendampingi dan mengayomi segala permasalahan yang ada agar tak semakin meningkat kekerasan yang dialami oleh para perempuan dan anak. Tercatat dari tahun kemarin kekerasan pada perempuan dan anak yang ada dan yang terlaporkan di yayasan JPPA sejumlah 30 kasus, namun tahun ini sampai bulan oktober tercatat meningkat menjadi 41 kasus yang terdiri dari KDRT, pemerkosaan, pelecehan sexual. Dll
Dalam perjalanan mendampingi semua kasus yang tercatat yang telah terlaporkan ke yayasan JPPA, tentu saja memerlukan biaya yang tidak sedikit bahkan sampai puluhan juta. Namun dalam mendampigi perjalanan kasus tersebut, Yayasan JPPA tidak pernah meminta imbalan sepersenpun, semua itu dilakukan karna demi panggilan hati dan slalu ikhlas dalam menjalaninya.
Menurut keterangan Hj. Noor Hani’ah selaku pengurus Yayasan JPPA saat ditemui isknews.com 2/11 mengatakan”Yayasan ini bergerak tanpa adanya bantuan dari pemerintah, kami bergerak sendiri dan ikhlas dalam menjalaninya. Ketika ada kasus dan tiba tiba membutuhkan biaya yang besar, seperti tes DNA, pengobatan kerumah sakit, perawatan maka dari kita nantinya akan iuran untuk membiayai dalam mendampingi kasus tersebut. Tidak jarang banyak pengurus yang tidak betah dengan keadaan seperti ini. Namun saya pribadi merasa tidak tega jakalau kita biarkan. Karna saya sendiri sebagai perempuan juga bisa merasakan apa yang dialami, istilahnya “ngoco”. Padahal Yayasan JPPA tidak pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah.”Ungkapnya
Saya berharap, semoga saja kekerasan pada perempuan dan anak menurun dan masyarakat pun menyadari, jikalau ada masalah seyogyanya didiskusikan biar tidak sampai ada kekerasan, dan bagi anak anak remaja, bijaklah dalam memilih teman dan dalam pergaulan, Karna masa depan mereka masih panjang. Lebih baik gunakan waktu untuk berkreatif dan belajar.
#L_R / PATIH
