Persiapan Bersepeda Ala Kumunitas Pidal Mubeng

oleh -1,374 kali dibaca
Komunitas Pidal Mubeng saat goes di Desa Gadu, Kecamatan Gunungwungkal, Kabupaten Pati, Jumat (16-02-2018). (Nila NIswatul Chusna/ISKNEWS.COM).

Kudus, ISKNEWS.COM – Bersepeda merupakan sebuah aktivitas yang sangat menyenangkan untuk menikmati libur di akhir pekan, terlebih jika hal tersebut dilakukan bersama teman atau keluarga. Selain menyehatkan, bersepeda bersama teman atau keluarga menjadi sebuah alternatif untuk melepas penat dari rutinitas pekerjaan.

Hal senada dilakukan oleh Sulki (45) yang didampingi istrinya Iva Lusiana(43), mereka berdua mengayuh sepeda menyusuri jalanan di Kota Kretek ini. Dari kediamannya di Desa Langgardalem, Kecamatan/Kabupaten Kudus, mereka mengayuh sepeda hingga ke Alun-alun Kudus untuk bersepeda bersama Komunitas Pidal Mubeng. Hari itu, mereka akan melakukan perjalanan ke Desa Gadu, Kecamatan Gunungwungkal, Kabupaten Pati.

Sesamapainya di Alun-Alun Kudus, sejumlah persiapan mereka lakukan agar tidak menemui kendala dalam perjalanan. “Pertama harus dilakukan pengecekan kondisi sepeda yang terdiri dari pengecekan fork, tekanan ban, suspension dan rem. Semua itu harus dipastikan dalam kondisi yang baik, sebelum digunakan untuk bersepeda. Hal ini bertujuan untuk menjaga keamanan dan kenyamanan pengendara saat bersepeda,” ujar Sulki, Jumat (16-01-2018).

Setelah itu dilakukan proses pengecekan perlengkapan emergency, seperti ban dalam, alat bongkar dan pompa ban. Peralatan tersebut harus disertakan saat melakukan bersepeda. Mengapa?

“Untuk peralatan yang dibawa disesuaikan dengan medan yang akan di lewati. Fungsinya sebagai cadangan bila terjadi sesuatu di perjalanan. Misalnya di tengah jalan terjadi ban bocor, maka dapat diatasi dengan cepat,” tutur Suami Iva tersbut.

Tak hanya itu, kondisi fisik juga harus dipersiapkan dengan sebaik mungkin, agar tidak terjadi gangguan selama di perjalanan. Untuk persiapan fisik bisa dilakukan dengan streching.

Ditemui di tempat yang sama, Ketua Komunitas Pidal Mubeng, Wawan Subhan (36) mengatakan, bahwa dalam bersepeda juga harus membawa sejumlah perlengkapan pendukung lainnya seperti helm, minuman, makanan, jas hujan dan kantong plastik.

“Helm berfungsi untuk pengaman kepala jika terjadi benturan. Makanan dan minuman dibutuhkan untuk cadangan energi kami selama perjalanan, sedangkan jas hujan untuk persiapan jika swaktu-waktu turun hujan. Kantong plastik digunakan untuk pembungkus handphone saat hujan atau bisa juga digunakan untuk tempat mengumpulkan sampah,” katanya.

Komunitas Pidal Mubeg ini berdiri pada tahun 2014, dengan jumlah anggota sebanyak 15 orang yang turut meramaikan setiap kegiatan yang dilakukan.

“Orang Kudus kalau bersepeda seringnya ke daerah Gunung Muria. Dahulu awalnya sendiri-sendiri, karena sering bertemu dengan mereka-mereka di perjalanan. Dari pertemuan tersebut kemudian akrab dan berteman baik, hingga tercetuslah kesepakatan untuk mendirikan sebuah komunitas,” ungkap Sulki.

Untuk nama Pidal Mubeng, diambil dari kata Pidal yang merupakan pusat penggerak sepeda dan Mubeng yang berarti berputar. Nama tersebut menjadi sebuah harapan agar Komunitas Pidal Mubeng dapat terus bergerak dan berputar menyusuri setiap pelosok negeri ini. (NNC/AM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :