Kudus, isknews.com – Suasana idul fitri masih sangat terasa, keberadaan keciput, rempeyek, madu mongso, dan kawan kawannya di meja ruang tamu seolah menggoda orang untuk bersilaturahim dan bertukar maaf. Sebuah tradisi yang senantiasa lestari ketika hadirnya bulan syawal. Biasanya orang muslim Indonesia memanfaatkan bulan syawal ini untuk saling meng halalkan (memaafkan_red) dengan berkunjung ke rumah atau dengan mengadakan acara yang biasa disebut Halal bi halal. Moment inilah yang dirasa cukup menjadikan kaum muslim di negara lain iri tentang kerukunan umat muslim di Indonesia.
Di salah satu desa di kabupaten Kudus, tepatnya di kecamatan Undaan, ada sebuah desa yang terkenal dengan sebutan desa wisata budaya. Desa tersebut mencoba senantiasa melestarikan budaya budaya bangsa yang semakin hari semakin terkikis oleh perkembangan. Mulai dari Festival dolanan anak seperti dakon, ingklik, sodoran, egrang, jaranan, kemudian juga ada masakan tradisional bothok petet, semur kutuk, sop keong, dan yang akhir akhir ini sedang gawe gawenya (ramenya) adalah Teater Lesbumi Bintang Sembilan, yang resmi didirikan guna menampung minat dan bakat berkesenian pemuda Wates.
Pada acara Halal bi halal desa wates tahun 2016 ini Teater Lesbumi Wates yang dinamai Bintang Sembilan akan mementaskan Naskah Brandal Lokajaya, sebuah naskah yang ditulis oleh seorang pegiat teater era 70an Bpk Isa Nor Suhud.
Acara yang akan diselenggarakan pada Sabtu, (16/07/2016) tersebut bertempat di Aula Balai desa Wates jam 19.00. Sebelum pementasan acara akan dibuka dengan Pelantikan Pengurus RT se Desa Wates yang telah terpilih oleh Bpk Sirin Hs selaku Kepala Desa didampingi perangkat, BPD serta ormas dan juga disaksikan langsung oleh Camat Undaan Bpk Catur Widiyatno.
Naskah Brandal Lokajaya yang di sutradarai oleh Bpk Agus Cahyono Arimbi ini mementaskan kreasi pemuda Wates, karena seluruh pemainnya adalah para aktifis Karang Taruna dan juga IPNU IPPNU desa Wates.
Selain untuk menghibur warga Pementasan pada Halal bi halal tahun ini adalah untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang kisah Sunan Kalijogo yang sesungguhnya, karena beberapa panggung kerap menampilkan sosok Sunan kalijogo yang tidak baik dan tidak tepat, tutur Bpk Isa selaku penulis naskah. Pak Isa juga menambahkan keberadaan Teater Lesbumi Bintang Sembilan ini untuk Membangkitkan Seni budaya lama yang pernah jaya di Era 65 – 70 an. Semoga para penonton terhibur dan dapat memetik berkah dari Halal bi halal tahun ini. (GP)