,

Revitalisasi Posyandu Sebagai Ujung Tombak Pelayanan Kesehatan Masyarakat

oleh -1,287 kali dibaca

Kudus, isknews.com – Seiring perkembangan kebijakan, strategi, dan pendekatan pengelolaan kesehatan masyarakat, keberadaan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) juga mengalami pasang surut. Kemudian lahir konsep revititalisasi Posyandu, dan pendekatan lainnya, yang pada dasarnya kesemuanya bermuara pada pemahaman akan pentingnya peran Posyandu sebagai ujung tombak penggerakan dan pelayanan kesehatan masyarakat.

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar, bagi ibu, bayi dan anak balita

Posyandu yang meliputi kegiatan pemeriksaan, penimbangan, pemberian makanan sehat untuk balita. penyuluhan dan pelayanan kesehatan meliputi pelayanan KB, imunisasi, pemeriksaan dan pelayanan ibu hamil. Di Posyandu Pusporini juga ada pelayanan ibu-ibu lansia berupa pemeriksaan rutin dan

Tak kurang Arif Budi Santoso mantan PLT Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Kudus dalam sebuah kesempatan lomba Posyandu 2017, di Desa Mijen Kaliwungu Kudus, menyampaikan Posyandu yang baik memiliki lima indikator, yakni yang pertama adalah Administrasi Posyandu yang terdiri dari kelembagaan Posyandu, pengelolaan Posyandu, data kelengkapan administrasi, sarana peralatan dan administrasi, lalu yang kedua adalah Hari Buka Posyandu dan Kemampuan Kader yang meliputi mulai pendaftaran, penimbangan, pencatatan, penyuluhan serta kegiatan tambahan penunjang kesehatan.

Sedangkan indikator yang ketiga adalah Peran Serta Masyarakat Terhadap Hasil Kegiatan Posyandu dan Peran Tim Pokjanal Posyandu yang meliputi opini masyarakat tentang Posyandu yang bersangkutan, pembiayaan Posyandu, sumber daya dan sumber dana, pendataan hasil kegiatan, pendataan bayi, Balita dan Bumil di Posyandu, keberadaan Pokjanal Posyandu di tingkat kecamatan, dan kontribusi serta pembinaan yang telah dilakukan oleh Pokjanal.

Indikator keempat adalah Program Inovasi dan Pelayanan Posyandu, yang meliputi penilaian kehadiran tim Pokjanal Posyandu, penilaian inovasi Posyandu, penilaian program-program Posyandu, penilaian peran serta instansi terkait seperti Puskesmas, Petugas Lapangan Keluarga Berencana, dan inovasi Posyandu pada saat kunjungan penilaian.

“Sedangkan indikator penilaian terakhir yakni Pembinaan Posyandu, seperti pembentukan Pembina, susunan dan peran Pembina Posyandu, serta kegiatan pembinaan,” pungkasnya.

Bukan tanpa alasan Dinas PMD Kabupaten Kudus sudah tujuh kali rutin menggelar kegiatan Lomba Posyandu Balita. Hal ini dikarenakan fungsi vital Posyandu sebagai ujung tombak dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak yang mencakup lima fungsi pelayanan, yakni pemantauan pertumbuhan, penyuluhan gizi dan kesehatan, imunisasi, pelayanan KB dan pelayanan kesehatan dasar.

Selain itu juga adanya lomba ini bertujuan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kunjungan Balita di Posyandu, meningkatkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan kader Posyandu, juga meningkatkan pengetahuan dan peran serta masyarakat akan pentingnya Posyandu dalam peningkatan gizi dan kesehatan. (YM)

 

 

KOMENTAR SEDULUR ISK :

No More Posts Available.

No more pages to load.