Simposium 100 Hari Kepemimpinan Tamzil – Hartopo, Ini Yang Dibahas

oleh -898 kali dibaca

Kudus, ISKNEWS.COM – Satu keberanian Bupati dan Wakil Bupati Kudus HM Tamzil dan HM Hartopo untuk membuka kepada publik terkait kinerja selama 100 hari dalam perjalanan kepemimpinannya.

Terhitung tanggal 2 Januari 2019 sejak dilantiknya pada 24 September 2018 lalu. Pemkab Kudus menggelar acara bertajuk “Simposium 100 hari kepemimpinan Tamzil – Hartopo”, Selasa (8/1/2019) di Pendopo Kabupaten Kudus.

Dalam acara tersebut, menghadirkan Keynote Speaker lr. H.M. Tamzil, MT (Bupati Kudus) dan 4 Panelis, diantaranya Pertama Drs. R. Slamet Santoso, M.Si (Akademisi UNDIP), Kedua Dr. Nur Hidayat Sardini, S.Sos., M.Si (Akademisi UNDIP), Ketiga Drs. KH. Em Najib Hasan (Tokoh Masyarakat Kudus), Keempat Dr. Adri Efferi, M.Ag (Akademisi IAIN Kudus).

Bupati Kudus HM Tamzil dalam rangka mewujudkan Kudus yang modern, religius, cerdas dan sejahtera terus berupaya melakukan yang terbaik.

Puluhan tamu undangan dalam acara tersebut menyoroti banyak hal, termasuk reformasi birokrasi di Kota Kretek yang masih belum maksimal, “Teman-teman OPD terkait birokrasi sebetulnya sudah tanggap, namun ada yang baru bangun, jadi belum menunjukkan aksinya,” bebernya.

Ia mengatakan, Pelayanan publik harus ditingkatkan, “Kita dalam waktu dekat akan studi banding dengan peningkatan SDM, dan itu perlu anggaran juga. Jadi Pelayanan di puskesmas yang belum tertata juga akan kami perbaiki, intinya mengutamakan pelayanan,” ujarnya.

Ia juga menginginkan adanya pelayanan satu pintu, terkait mekanisme pengajuan UKL-UPL (Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup) maupun Analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal).

Terkait bangunan Kudus Trade Center di Terminal Jati, nantinya akan difungsikan dengan bioskop dan kegiatan perekonomian, misalnya memberikan ruang atau show room untuk produk pelaku UMKM.

Selain itu pada acara tersebut juga menyoroti tentang penegakan perda yang masih lemah, “Bupati Tamzil ingin Perda harus benar-benar ditegakkan,” tegasnya.

Diketahui, Ia bersama HM Hartopo dalam program 100 hari telah menyusun anggaran perubahan, memberikan santunan kepada guru madin, hingga mencetak 50 wirausaha baru.

“Tanggal 4 Januari 2019 telah diberikan dalam bentuk ATM kepada guru madin, guru swasta dan guru PAUD,” terangnya.

Lalu ada bantuan santunan meninggal dunia. Bantuan Rp2 juta untuk warga yang sakit dan Rp2,5 juta santunan bagi yang meninggal dunia. Sebanyak 1.400 santunan kematian yang telah diberikan.

“Itu terhitung sejak tahun 2017. Mereka baru mendapatkan santunan tahun ini. Itu kami wujudkan dalam 100 hari. Caranya cukup laporkan ke RT/RW dan surat keterangan tidak mampu dari desa,” jelasnya.

Untuk program unggulan lainnya adalah mencetak 500 wirausaha baru di Kudus. Tamzil menyebutkan dalam 100 hari kerjanya telah mencetak 50 wirausaha baru.

“Kemarin 50 orang dididik tentang berwirausaha. Setelah itu mereka mendapatkan modal untuk berwirausaha. Kemudian mulai januari 2019 ada calon 500 orang yang akan dilatih wirausaha,” jelasnya.

Serta di sektor pertanian, pasangan TOP sudah memberikan bibit kopi kepada petani di pegunungan Muria. Hal itu sebagai langkah untuk mengenalkan kopi muria sebagai destinasi wisata kopi yang dikenal di pegunungan muria. “Bagaimana pada 100 hari ini kami meletakkan dasar dasar untuk lima tahun ke depan,” tandasnya. (AJ/YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :