SMK Wisudha Karya Jadi Salah Satu Sekolah Pelayaran Terbaik di Indonesia

oleh -3,733 kali dibaca
Foto: Penyerahan Sertifikat Pengesahan (approvel) dari Direktorat Jendral Perhubungan Laut di SMK Wisudha Karya Kudus, Senin (02-04-2018). (Istimewa/ISKNEWS.COM)

Kudus, ISKNEWS.COM – Sebuah lagu kanak-kanak yang berjudul nenek moyangku seorang pelaut, cukup menggambarkan bagaimana hebatnya para pelaut di negeri ini. Gambaran sosok pelaut yang begitu hebat, memotivasi sebagian orang untuk memilih berkarir sebagai pelaut atau nahkoda kapal.

Menjadi seorang nahkoda kapal, merupakan profesi yang begitu menggiurkan. Dapat berkunjung ke berbagai belahan dunia secara gratis dan memiliki gaji besar, menjadi daya tarik tersendiri dari profesi satu ini. Tak aneh, kini profesi menjadi nahkoda kapal banyak diminati oleh kaula muda.

Sebagaimana diungkapkan oleh David Nurmansyah Bastian, siswa kelas XI Jurusan Nautika Kapal Niaga, SMK Wisudha Karya Kudus. Awalnya ia begitu tertarik dengan seragam yang dikenakan oleh para taruna. Kesan gagah dan keren menghantarkannya pada perkenalan mendalam dengan dunia nautika.

“Awalnya suka dengan seragamnya, terlihat gagah dan keren. Setelah mencari tahu lebih mendalam tentang nautika, yang ternyata memiliki prospek kerja yang bagus dan menggiurkan. Akhirnya saya mantap memilih jurusan ini,” kata David.

Foto: Ruang Full Mission Bridge Simulator Class A SMK Wisudha Karya Kudus, Senin (02-04-2018). (Istimewa/ISKNEWS.COM)

Mengingat Indonesia merupakan negara maritim, dengan pertumbuhan industri yang semakin pesat setiap tahunnya, membuat profesi ini begitu dicari. Sayangnya, jumlah lulusan pelayaran di Indonesia, belum bisa mengcover tingginya kebutuhan tenaga kerja dibidang pelayaran.

Tingginya kebutuhan pelaut di Indonesia berbanding terbalik dengan jumlah lulusan pelayaran di negeri ini. Hal ini, tentunya menjadi sebuah peluang yang tidak boleh disia-siakan. Peluang tersebut ditangkap dengan baik oleh SMK Wisudha Karya dengan membuka jurusan Nautika dan Teknika Kapal Niaga pada tahun 2014.

Tidak tanggung-tanggung, untuk menghasilkan lulusan yang profesional dan berkarakter kuat. Sekolah ini telah dilengkapi dengan fasilitas berstandar Internasional dan sistem pendidikan semi militer, yang dilatih langsung oleh anggota TNI.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Jurusan (Kajur) Nautika Kapal Niaga SMK Wisudha Karya, Sutikno, sejumlah fasilitas kelas premium yang tersedia di sekolah tersebut telah berlisensi International Maritime Organisation (IMO) dan Standards of Training Certicifation and Watchkeeping (STCW).

Seperti, Full Mission Bridge Simulator Class A, Ruang CBT Simulator dan Ruang Pemetaan. Bahkan sebuah laboratorium komputer berstandar Marlin, telah disediakan khusus untuk pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) bagi para taruna.

Foto: Ruang Laboratorium Komputer berlisensi Marlin di SMK Wisudha Karya Kudus, Senin (02-04-2018). (Istimewa/ISKNEWS.COM)

“Semua fasilitas ini merupakan bantuan dari Djarum Foundation, yang disediakan khusus untuk mencetak para taruna yang profesional,” ucap Sutikno.

Tak hanya dimanjakan oleh sejumlah fasilitas premium. Di sana siswa juga dilatih dengan pendidikan semi militer yang ditangai langsung oleh anggota TNI AL. Tujuannya, tak lain untuk menghasilkan taruna yang disiplin dan bermental kuat.

“Karena tantangan terbesar dari seorang pelaut adalah kekuatan mental. Di atas kapal, taruna akan bertemu banyak orang dengan karakter yang beragam. Untuk menghadapi itu, dibutuhkan sebuah mental baja,” kata Sutikno, Senin (02-04-2018).

Kajur Nautika Kapal Niaga tersebut menjelaskan, untuk menjadi seorang perwira tidaklah mudah. Setelah menyelesaikan pendidikan pelayaran di SMK, seorang taruna harus menghadapi serangkaian ujian profesi.

“Ujian profesi pelayaran tahap awal, dilakukan dengan mengikuti ujian nasional Pra Praktek Laut (Prala). Untuk bisa mengikuti ujian Pra Prala, maka sekolah pelayaran harus diakui dengan approval dari Kementrian Perhubungan. Ujian tersebut dilakukan di sekolah pelayaran yang telah memiliki fasilitas lengkap seperti yang disyaratkan oleh IMO, seperti di SMK Wisudha Karya Kudus,” ungkapnya.

Setelah lulus ujian Pra Prala, taruna harus tugas berlayar di atas kapal selama satu tahun. Selanjutnya, mereka akan dihadapkan pada ujian Pasca Prala dan barulah taruna dapat memperoleh serfitikat Ahli Nautika Tingkat IV (ANT IV). Sertifikat ANT IV inilah yang nantinya akan menghantarkan taruna pada impiannya sebagai seorang perwira atau mualim atau masinis diatas kapal. Setelah memiliki pengalaman yang cukup, tidak menutup kemungkinan akan diangkat sebagai nahkoda kapal.

“Nikmatnya menjadi pelaut itu, bermodalkan ijazah SMK sudah dapat menikmati gaji yang besar. Contohnya perwira dengan sertifikat ANT IV ini, jika bekerja di atas kapal gajinya berkisar Rp 10 juta dan terus naik sejalan dengan besarnya tanggungjawab yang diberikan,” ungkapnya

Imbuhnya, “Sertifikat tersebut juga diakui oleh dunia Internasional. Sehingga peluang bekerja di perusahaan luar negeri terbuka lebar bagi para perwira. Untuk gaji yang diberikan pastinya jauh lebih besar, bisa sampai 2 atau 3 kali lipatnya.”

Sutikno menegaskan, jika pihak SMK Wisudha Karya telah menghantarkan seluruh lulusannya di tahun 2017 untuk mendapatkan sertifikat ANT IV. Tak cukup itu, dari pihak sekolah juga telah mendistribusikan lulusannya ke sejumlah perusahaan pelayaran yang ada di Indonesia seperti, PT Meratus Line, PT Dharma Lautan Utama, PT ISA Lines, PT Jembatan Nusantara dan PT Lintas Samudra Borneo Line.

“Dari 60 lulusan di tahun 2017, kami telah menghantarkan 44 perwira ke sejumlah perusahaan di Indonesia. Sedangkan sisanya memilih untuk melanjutkan ke tingkat akademi. Enaknya bersekolah di SMK Wisudha Karya ya seperti ini, lulusannya dibina betul selama proses pembelajaran hingga penyaluran lulusan pra prala ke sejumlah perusahaan.” pungkasnya. (NNC/RM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :

No More Posts Available.

No more pages to load.