Tani, di Kemudian Hari

oleh -1,207 kali dibaca

Menghadapi musim kemarau, sebagian besar para petani di Kudus telah menanam palawija. Karena musim kemarau pula, pada bulan sebelumnya sebanyak 20 hektare lahan pertanian di Kudus, seperti di daerah Hadiwarno dan sekitarnya gagal panen. Selain karena musim kemarau, faktor yang lainnya adalah karena waduk logung tengah mengalami pembangunan sehingga tidak ada sumber pengairan. Hingga saat ini, dari target panen sebanyak sekitar 26.700, kabupaten Kudus telah mencapai angka kurang lebih 19.223 hektare.

Namun beberapa kegiatan pertanian belum bisa terealisasi, karena terbentur dengan aturan. Kegiatan-kegiatan tersebut berupa perbaikan sarana irigasi, pengadaan alat-alat pertanian, dan lain-lain. Selain kendala tersebut, kendala lain adalah SDM yang kurang disiplin. Misalnya saja, seusai panen para petani membakar sisa tanaman padi tanpa memikirkan bahwa itu bermanfaat untuk kesuburan tanah. Nah, untuk merubah pola pikir dalam jangka panjang tersebut diperlukan proses yang tidak mudah pula.

Sekarang banyak pula orang pintar yang membuat tempat pemukiman namun tidak memperhitungkan bahwa itu lahan produktif. Diperlukan kesadaran agar ke depannya lahan pertanian tidak dialihfungsikan dan hasil pertanian juga dapat mencukupi kebutuhan petani yang banyak sekali tantangannya. Seperti pekerjaan yang berat, gangguan hama penyakit, dan lain-lain.

Di era yang serba canggih ini, orang-orang pun semakin berjibaku dengan dunia industri yang serba cepat. Generasi mendatang semakin tak tertarik pada pertanian yang identik dengan tanah berlumpur. Alasannya beragam, harga yang tidak stabil, dan resiko tinggi diantaranya. Tantangan pertanian itulah yang membuat lahan pertanian semakin hari semakin berkurang. Padahal, ketika keadaan ekonomi terpuruk, pertanian tetap mampu bertahan karena bekerjasama dengan alam. Membuat pertanian mmenjadi lebih menarik, adalah tantangan sekaligus hal yang dapat membuat negeri ini menjadi mandiri ke depannya.

Reportase bersama Harsito, Kabid Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura, Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kudus

 

mei

KOMENTAR SEDULUR ISK :

No More Posts Available.

No more pages to load.