Kudus, isknews.com – Pasca Turnamen sepak bola putri bertajuk MilkLife Soccer Challenge 2023 yang diinisiasi oleh Djarum Foundation dengan mempertemukan 32 sekolah dasar di Kudus bulan lalu, memperoleh sambutan positif dari sejumlah sekolah yang lain.
Kini sejumlah siswa dari sekolah lain ingin pula mengikutsertakan siswinya untuk ikut serta berkembang dalam sepak bola putri di Indonesia. Tercatat kini ada sebanyak 50 Madrasah Ibtidaiyah (MI) ikut mengembangkan Sepak Bola Putri di Kudus.
Pada MilkLife Coaching Clinic Batch 1, 2 & 3, tak kurang dari 50 Madrasah Ibtidaiyah (MI) mengikuti pelatihan yang diselenggarakan di Supersoccer Arena, Rendeng mulai bulan Mei hingga Juli 2023.
Dalam rentang waktu tersebut, sebanyak 50 guru dari berbagai MI di Kudus sangat antusias mengikuti pelatihan yang dipandu oleh Coach Timo Scheunemann.
Sebagai bentuk upaya pembinaan dan pengembangan sepak bola putri di Indonesia, Bakti Olahraga Djarum Foundation dan MilkLife secara rutin menyelenggarakan pelatihan serta turnamen bergengsi bertajuk MilkLife Coaching Clinic dan MilkLife Soccer Challenge.
Dua rangkaian kegiatan ini bertujuan untuk memassalkan sepak bola putri dan membangkitkan semangat sekaligus kecintaan berolahraga yang dimulai dari grassroot.
MilkLife Coaching Clinic merupakan pelatihan untuk guru olahraga Sekolah Dasar yang menjadi langkah awal agar para pendidik memiliki pemahaman dan kemampuan dasar tentang sepak bola putri U-10 dan U-12.
Setelah dilaksanakannya coaching clinic, para guru akan kembali ke sekolahnya dan membentuk tim sepak bola putri untuk dua kategori usia yakni U-10 dan U-12.
Selanjutnya tim tersebut akan berlaga pada MilkLife Soccer Challenge yang dihelat tiga hingga empat kali dalam setahun di Supersoccer Arena, Desa Rendeng, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.
Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Kudus, Salma Munawwaroh menyambut baik keterlibatan puluhan sekolah Madrasah Ibtidaiyah di Kudus dalam pelatihan ini.
Menurutnya, kegiatan ini berguna untuk meningkatkan kecerdasan sosial dan emosional yang diharapkan dapat berdampak positif pada pembentukan karakter para peserta didik.
“Sepak bola adalah olahraga beregu yang berdampak positif bagi keterampilan dan kecerdasan anak dalam mengelola emosi dan bersosialisasi,” kata Salma saat jumpa pers di Supersoccer Arena, Rendeng, Kudus, Jawa Tengah, Sabtu (22/07/2023).
“Bagaimana mereka bekerjasama dan berkolaborasi itu kan tertuang ketika mereka bermain sepak bola yang bisa memupuk rasa percaya diri, mengelola emosional serta membangun kecerdasan sosial,” tambahnya.
Keterlibatan siswi dalam sepak bola putri ini merupakan upaya yang tepat dalam meningkatkan potensi peserta didik di bidang non akademis. Selain untuk meningkatkan berbagai keterampilan lunak, juga menyehatkan karena mendorong anak lebih aktif berolahraga.
“Dengan adanya kegiatan ini diharapkan para siswi jadi suka berolahraga yang pada akhirnya dapat menjadi individu yang sehat secara jasmani dan rohani serta tumbuh menjadi pribadi berkarakter tangguh,” ujar Salma.
Tak hanya diikuti oleh 50 guru MI di Kudus, terdapat pula 61 guru Sekolah Dasar negeri maupun swasta yang mengikuti MilkLife Coaching Clinic Batch 1, 2 & 3, sehingga total tenaga pendidik yang mengikuti pelatihan ini berjumlah 111 orang.
Selain itu, sebanyak 16 pelatih Sekolah Sepak Bola (SSB) di Kudus dan 29 mantan pesepak bola juga diikutsertakan, untuk mengantisipasi jika ada sekolah yang akan berlaga pada MilkLife Soccer Challenge bulan Agustus dan September 2023 mendatang, namun tidak memiliki guru olahraga.
Sementara itu, Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin mengatakan, coaching clinic yang diadakan bagi para guru dan nantinya bermuara para turnamen sepak bola putri MilkLife Soccer Challenge merupakan upaya dari Djarum Foundation dan produsen susu MilkLife dalam menggelorakan semangat berolahraga agar para siswi sekolah dasar mulai mengenal dan mencintai sepak bola.
Dengan begitu, diharapkan kelak akan lahir para pesepak bola putri profesional yang bisa membawa Indonesia berlaga di Piala Dunia. Pihaknya pun berkomitmen untuk menyebarkan semangat dan kecintaan berolahraga, khususnya sepak bola putri kepada siswi-siswi Sekolah Dasar di Kudus, Jawa Tengah.
Sebelum melangkah ke tahap pembinaan para pemain, guru-guru SD kita latih terlebih dahulu mulai dari teknik dasar yang baik dan benar, sehingga kemudian mereka bisa menularkan ilmu yang telah didapat dari program coaching clinic ini kepada siswi binaannya.
“Semoga dari kegiatan ini, akan lahir pesepak bola yang bisa berjuang demi Indonesia di kejuaraan kasta tertinggi, yaitu Piala Dunia. Terima kasih untuk pihak-pihak yang telah mendukung, yaitu Kemenag, dinas pendidikan, tenaga pendidik, dan juga Ortuseight yang telah menyiapkan jersey yang dikenakan para siswi selama bertanding pada MilkLife Soccer Challenge,” kata Yoppy. (YM/YM)