Kudus, isknews.com – Meski kampusnya ada di Kudus, ternyata siswa Akademi Sarana Talenta Indonesia (ASTI) Kudus banyak diminati siswa dari berbagai penjuru indonesia. Dari tahun-ketahun semakin banyak orangtua yang kini mempercayai anaknya untuk ditempa sebagai pemain bola yang handal di Akademi ini. Tentu saja dengan melihat tarcking pencapaian dan prestasi yang ditorehkan oleh siswa-siswa ASTI.
Demikian pula pada musim penerimaan siswa ASTI tahun ini, ASTI hanya mematok sebanyak 50 siswa saja, mengingat infrastruktur, SDM dan fasilitas yang masih terbatas, meski peminatnya cukup tinggi sehingga diperlukan seleksi yang ketat untuk masuk di akademi sepakbola pertama di Kudus ini.
“Peminatnya banyak, kami memang tidak mengambil siswa banyak hanya 50 sampai 60an saja saat ini kami sekitar 53-an anak,” kata Arif Budianto, CEO ASTI Kudus saat ditemui awak media di Stadion Wergu Wetan Kudus, Rabu (14/06/2023).
Arif menambahkan bahwa kebanyakan yang bergabung dengannya adalah anak-anak dari luar Jawa.
“Dari Kalimantan lumayan banyak, kemudian Kukar, Balikpapan, Jambi, Palembang kebanyakan dari sana. Meski begitu, setiap pendaftar akan diberikan tes terlebih dahulu sebelum bergabung,” kata dia.
Hal tersebut lantaran mempengaruhi program beasiswa ASTI Kudus, karena setiap siswa yang mendaftar ke ASTI terlebih dahulu melalui proses seleksi baik dari jalur mandiri maupun dari jalur beasiswa.
“Untuk jalur beasiswa sesuai kualitasnya. Rata-rata yang berkualitas tidak banyak, paling yang beasiswa sekitar 10-11 anak. Tiap tahun kita buka ajaran baru, per Kelompok Umur (KU) sebanyak 25 anak,” beber dia.
Dari tahun-tahun menurutnya ASTI makin banyak siswanya. Jadi untuk pembinaannya kita tidak terpusat jadi yang di Kudus kita batasi tiap KU 25 anak.
“Mangkanya kita buka cabang-cabang di kota lain untuk memaksimalkan pembinaannya,” ungkapnya.
Arif Budianto mengatakan, hari ini merupakan latihan perdana buat siswa baru. Meskipun dalam latihan perdana tersebut belum bisa diikuti seluruh siswa baru.
“Hari ini sebagaian siswa baru sudah mulai latihan, cuma memang belum semua. Karena banyak yang menyelesaikan urusan sekolahnya. Tadi ada latihan ringan, dan juga ada pengenalan senam tabata,” jelasnya.
Sementara itu, Darvesh Bil Afkar Rifa’i (12) dari Batur Banjar Karangtengah Dieng siswa baru ASTI yang juga akan masuk pendidikan formal SMP di Kudus ini mengaku orangtuanya tertarik memasukkan dia ke ASTI setelah melihat perkembangan pesat yang dialami oleh kakak sepupunya Ardan yang juga siswa ASTI.
“Saya senang bisa mengikuti latihan perdana sebagai siswa ASTI dan berharap bisa menjadi pemain sepakbola yang profesional setelah mengikuti pendidikan di ASTI ini,” ujar pemain yang lebih senang berada di posisi sayap ini. (YM/YM)