Kudus, isknews.com – Sebuah media pembelajaran bagi siswa berkebutuhan khusus utamanya tunanetra dikembangkan oleh sejumlah mahasiswa Universitas Muria Kudus (UMK). Alat itu dinamakannya ABROPEZ kependekan dari kata Angka Braille dan Operasi Hitung Puzzle.
Media pembelajaran ciptaan mahasiswa UMK Alfina Noor Aini (PGSD), Richie Annisa Cikal (BK), Khilda Evita Aisya (Pendidikan Bahasa Inggris), Aulia Nisa’ Cahya Ningrum (BK), Sholikul Hadi (Pendidikan Bahasa Inggris), dan Nissaul Azizah (Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia) telah di uji cobakan kepada sejumlah siswa tunanetra di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Purwosari, Kabupaten Kudus, Rabu (13/09/2023).
Ketua kelompok, Alfina Noor Aini menjelaskan, media pembelajaran ABROPEZ merupakan kotak kayu yang didalamnya terdapat puzzle angka braille dan operasi hitung matematika. Alat ini juga dilengkapi dengan ijiran matematika yang dapat memudahkan siswa tunanetra menyeleseikan hitungan.
“Alat ini kita ciptkan sebgai media pembelajaran dalam pengembangan kognitif anak didik berkebutuhan khusus. ABROPEZ di sesuaikan dengan cara anak didik memahami dan disesuaikan dengan kemampuan anak didik,” terangnya.
Lebih lanjut, Alfina menjelaskan, ABROPEZ merupakan hasil samping olahan kayu yang ketika dibuka akan muncul kotak-kotak kayu kecil. Diatasnya terdapat kode angka braille dan tanda operasi hitung (seperti penjumlahan, pengurangan, pembagian, dan perkalian) yang disebelahnya terdapat sempoa matematika.
“ABROPEZ juga dilengkapi dengan buku pedoman ABROPEZ untuk meningkatkan kemampuan matematis siswa tunanetra di Kabupaten Kudus. Di dalam buku tersebut terdapat materi matematika operasi hitung (penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian) dari kelas 1 sampai 6 yang disesuaikan dengan kurikulum 2013 serta terdapat Latihan soal,” urainya.
Menambahkan, anggota kelompok tersebut, Richie Annisa Cikal mengungkapkan, keunggulan dari ABROPEZ. Antara lain, memiliki 2 fungsi, yaitu sebagai konsep pengenalan angka braille dan sebagai media memudahkan siswa mengerjakan operasi hitung matematika yang dapat meningkatkan kemampuan matematis siswa.
“ABROPEZ juga menggabungkan angka braille dengan permainan puzzle. Siswa tunanetra dapat menyusun puzzle angka braille jika ingin belajar memahami angka,” jelasnya.
Keunggulan lainnya, sambung Richie, melalui sentuhan dan pemahaman angka braille, siswa dapat dengan lebih mudah melakukan operasi hitung matematika. Selain itu, ABROPEZ dilengkapi dengan sempoa matematika yang memudahkan siswa menyeleseikan persoalan hitungan matematika.
“Dan yang pasti, ABROPEZ sudah dilengkapi dengan buku pedoman berbasis kearifan lokal kudus yang terdapat pada penyampaian materi serta soal-soalnya,” pungkasnya.
Sementara itu Guru SLB Negeri Purwosari Kristina Ayuningtyas mengaku mengapresiasi media pembelajaran cipataan para mahasiswa UMK tersebut.
“Adanya media pembelajaran karya mahasiswa UMK tentunya patut diapresiasi karena siswa mendapatkan alternatif media pembelajaran yang baru,” kata Ayu saat ditemui di sela-sela mendampingi anak didiknya mengikuti pembelajaran matematik menggunakan media abropez di Kudus, Rabu.
Ia berharap siswa juga semakin mudah dalam belajar matematika karena terdapat alat peraga yang memudahkan mereka. (YM/YM)