Ajarkan Kekompakan Tim dan Junjung Nilai Ibadah, Siswa ASTI Kudus Berkurban dan Berbagi

oleh -1,375 kali dibaca

Kudus, isknews.com – Para pelatih dan instruktur di Akademi sepak bola ASTI Kudus selain memberikan materi terkait teknik dan fisik pemain juga mengajarkan untuk membangun karakter pemain yang tak hanya menguasai teknik di lapangan, namun tetap memiliki akhlak yang mulia.

Dalam suasana Idul Adha ini para siswa ASTI juga melaksanakan ibadah kurban dengan melakukan penyembelihan kambing untuk dibagi-bagikan kepada warga di sekitar asrama yang dianggap layak untuk diberi daging kurban.

Pelaksanaan kurban ASTI ini dilaksanakan di asrama ASTI Singocandi, Kecamatan Kota, Kudus yang diikuti oleh hamper semua angkatan dan kelompok umur yang saat ini sedang menempa ilmu sepakbola di akademi tersebut.

Menurut Chief executive officer (CEO) ASTI Arif Budianto, hari ini pihaknya melakukan penyembelihan sebanyak 4 ekor kambing yang dua diantaranya merupakan murni korban dari dua anak didiknya, sementara yang dua lagi disebutnya sebagai sedekah korban.

“Sedekah krban karena ini merupakan uang iuran dari anak-anak yang saat terkumpul kemudian dibelanjakan dua ekor kambing, sehingga totalnya ada sebanyak empat ekor,” jelas Arif, Sabtu (01/07/2023).

Dijelaskannya, semua siswa yang ada di akademi ikut mengolah kambing-kambing kurban tersebut. Ini dilakukan agar muncul rasa kekeluargaan di tim.

“Dengan begitu, kekompakan mereka di lapangan bisa semakin meningkat,” terangnya.

Arie mengungkapkan, melalui kegiatan ini pihaknya juga ingin mengenalkan nilai ibadah kurban ini pada para siswanya.

”ASTI berkomitmen untuk membangun karakter pemain yang selain dia bagus di lapangan, juga di luar lapangan mereka memiliki akhlak yang mulia. Karena itu kami kenalkan mereka dengan berkurban ini,” ucapnya.

Dengan terselenggaranya kegiatan inipun pihaknya berharap rasa kekompakan antarsiswa bisa semakin bertambah. Mengingat semua siswa muslim diwajibkan untuk mengikuti kegiatan ini.

Sementara siswa nonmuslim juga diajak untuk bergabung bersama untuk membangun kekompakan dan kekeluargaan.

”Tentu tujuannya akan ke sana juga, rasa kekeluargaan bisa dibilang menjadi faktor yang penting dalam membangun kemistri di lapangan,” pungkasnya.

Sementara salah satu siswa yang berasal dari Sangata, Kalimantan Timur, Surang Gracia Paul menuturkan jika ini merupakan kali kedua dia mengikuti kegiatan ini. Meskipun dia beragama Kristen, namun dia tetap merasakan tidak ada diskriminasi dalam kegiatan sehari-hari.

”Termasuk saat perayaan ini, saya senang saja dan menikmati berkumpul bersama teman-teman. Ini membangun kekompakan bersama,” pungkasnya. (YM/YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :

No More Posts Available.

No more pages to load.