Atasi Sampah Residu, Djarum Kirim Insinerator ke TPS Jati Kulon dan Kedungdowo Kudus

oleh -1,173 kali dibaca

Kudus, isknews.com – Sebagai bentuk komitmen sektor swasta dalam mendukung pengelolaan sampah berkelanjutan, Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF) menyerahkan dua unit insinerator ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) di Desa Jati Kulon, Kecamatan Jati, dan Desa Kedungdowo, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus, Senin (23/6/2025).

Bantuan ini menjadi bagian dari sinergi aktif Djarum Foundation untuk membantu pemerintah daerah mengatasi sampah residu anorganik yang tak lagi memiliki nilai ekonomis.

Program Director BLDF, Jemmy Chayadi, mengatakan bahwa penanganan sampah masih menjadi tantangan besar, baik di tingkat nasional maupun daerah. Terlebih, kapasitas Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Tanjungrejo di Kudus saat ini telah melebihi daya tampung.

“Melalui penyerahan insinerator ini, kami berharap bisa ikut berkontribusi dalam mengatasi persoalan sampah yang tidak bisa didaur ulang atau dimanfaatkan kembali,” kata Jemmy.

Insinerator yang diserahkan mampu membakar 300–375 kg sampah per jam dan tidak membutuhkan bahan bakar minyak, karena memanfaatkan sampah itu sendiri sebagai sumber energi. Proses pembakaran juga dilengkapi pemantauan digital untuk evaluasi volume sampah harian.

Bupati Kudus Sam’ani Intakoris menyambut baik bantuan tersebut dan menilai langkah BLDF sangat membantu pemerintah daerah dalam mengurangi beban sampah residu yang setiap harinya mencapai 160 ton. Ia juga berharap sinergi seperti ini terus berlanjut dan menginspirasi sektor swasta lainnya.

Deputy Manager BLDF Redi Joko Prasetyo menambahkan, insinerator yang diberikan ramah operasional dan mengedepankan keselamatan kerja.

“Insinerator yang diserahkan mempunyai keunggulan yaitu mudah dioperasikan dan biaya operasional yang murah karena tidak menggunakan bahan bakar minyak tetapi sampah itu sendiri sebagai bahan bakarnya,” terangnya.

Selain itu, insinerator berkapasitas 350 kg per jam itu lebih aman atau mempertimbangkan keselamatan kerja seperti tak akan terjadi api yang berbalik ke operator.

Hal yang lebih menarik, semua proses pembakaran terpantau secara instan sehingga berapa jumlah sampah yang dimusnahkan terdata secara digital dan bisa menjadi bahan evaluasi rutin.

Sementara itu, Kepala Desa Jati Kulon Hery Supriyanto menyatakan bahwa seluruh warganya telah melakukan pemilahan sampah, dan di sekitar insinerator juga akan dibangun mesin pencacah plastik guna meningkatkan nilai ekonomi limbah anorganik.

Langkah ini menjadi bagian dari kesinambungan program “Kudus Asik” yang telah berjalan sejak 2018, sebagai solusi pengelolaan sampah terpadu berbasis komunitas dan pemberdayaan warga. (AS/YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :