Begini Cara PPL Ubah Mindset Petani Padi, Jadi Petani Bawang Merah

oleh -1,279 kali dibaca
Foto: PPL Sadiyoningsih (baju coklat) saat duduk bersama dengan para petani di jalan usaha tani Kelurahan Mlatinorowito Kecamatan Kota Kabupaten Kudus. (Istimewa/ISKNEWS.COM)

Kudus, ISKNEWS.COM – Merubah mindset atau cara berpikir petani harus dilakukan dengan pendekatan personal dan budaya serta duduk bersama. Hal inilah yang dilakukan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kecamatan Kota Kabupaten Kudus pada petani yang tergabung dalam poktan “Benih Widodo” di Kelurahan Mlatinorowito.

Sadiyoningsih, salah satu PPL yang mendatangi para petani yang sedang menggarap sawahnya di Kelurahan Mlatinorowito. Dalam suasana teduh di pinggir jalan di bawah pohon duduk bersama untuk rembug dengan belasan petani.

“Selama ini, petani menanam padi, padi, padi. Tahun ini kami tawarkan untuk menanam bawang merah sebagai pengalaman baru dan pertama kalinya untuk mereka. Alhamdulilah mereka bersedia,” katanya, pada isknews.com Selasa, (15-05-2018).

Mulanya hanya beberapa. Namun, sekarang sudah ada 16 petani dengan luas lahan total 2 hektar. Akhir mei besok bibit bawang merah akan datang, dan petani sudah siap tanam. “Sebab, sekarang kami sudah melakukan pendampingan pembuatan bedeng untuk tanam pada petani yang bersedia pada awal penawaran,” kata Sadiyoningsih.

Dijelaskan, materi penyuluhan yaitu pembuatan bedeng dengan ukuran 100 cm. Kedalaman parit 30-40 cm dan jarak tanam 15 x 15/20 cm. Untuk memperlancar pengolahan lahan, penyuluh juga memfasilitasi pinjam cultivator ke brigade alsintan Dinas Pertanian dan Pangan Kudus.

“Ini untuk menunjang pengolahan lahan yang lebih baik. Selain itu juga sekarang memang agak sulit mencari tenaga untuk mencangkul. Jadi dari pra tanam sampai nanti panen kita dampingi terus. Ini sesuai arahan dari Kadin, Bapak Catur Sulistiyanto,” tukasnya.

Foto: Lahan petani warga kelurahan Mlatinorowito yang sudah melakukan persiapan untuk ditanami bawang merah program APBN. (Istimewa/ISKNEWS.COM)

Sayangnya, lanjut Asih, sapaan akrabnya, lokasi penanaman petani yang bersedia tanam bawang merah tidak berkumpul dalam satu lokasi. Sehingga ketika dilihat maka seperti belang-belang karena ada selingan tanaman padi. Namun segi positifnya, ketika ada hama maka tidak langsung menyebar ke semua tanaman.

Masa panen tanaman bawang merah ini 50 sampai 60 hari setelah tanam. Oleh karena itu, apabila penanaman dilakukan akhir bulan Mei atau awal Juni maka diperkirakan saat panen akan mendapatkan hasil panen dan harganya juga baik.

“Pas panen kan bodho qurban (Idul Adha) , banyak orang butuh bawang merah buat bumbu sate,” selorohnya yang diikuti tertawa para petani.

Berdasarkan informasinya, harga tertinggi bawang merah tahun sebelumnya Rp 30-40 ribu perkilogram di tingkat petani, sedangkan di pasar Rp 50-60 ribu. Sementara harga terendah Rp 7 ribu sampai 10 ribu di tingkat petani, sedangkan di pasar Rp 15-20 ribu.

“Semoga nanti pas panen harganya tinggi, sehingga mereka selanjutnya akan senang tanam bawah pada MT III. Sebab tahun ini memang tanam bawang merah merupakan pengalaman pertama kali untuk mereka,” tandasnya. (NNC/WH)

KOMENTAR SEDULUR ISK :

No More Posts Available.

No more pages to load.