Kudus, isknews.com – (26/2) Berbicara tentang batik pasti yang terlintas di fikiran kita adalah batik Pekalongan atau Batik Solo. Namun beberapa tahun terakhir batik Kudus mulai tenar dan bangkit lagi setelah sempat mati suri dan sekitar tahun 2008 batik Kudus mulai menunjukkan eksistensinya lagi.
Sih Karyadi (30) bermula seorang karyawan sejak tahun 2011 hingga 2015 di salah satu Galery Batik di Kudus, selama menjadi karyawan kurang lebih 4 tahun membuatya mengetahui banyak hal tentang batik, dari mulai poses mencanting, pembuatan lilin, meracik lilin, pengecapan,pewarnaan dan semua proses dari awal hingga akhir dalam pembuatan batik membuat pemuda 30 tahun ini memutuskan membuka usaha batik sendiri dengan dibantu 2 rekannya sejak Juni 2015 yang diberi nama “Batik Djanoer Kudus”.
Saat ditemui ditempat produksi Batik Djanoer Kudus tepatnya di RT 04/07 Desa Gribig Gebog Kudus, Sih Karyadi mengatakan motif batik yang ada di Batik Djanoer Kudus ini meruapakan kreasi gambar sendiri yang mengusung konsep batik modern antara lain ada motif liris menara, motif tembakau cengkeh, motif purwa dan semua motif tersebut merupakan ciri khas Kudus. Dalam merintis Batik Djanoer ada beberapa kendala yang saya hadapi terlebih dalam hal modal dan Sumber Daya Manusia. Selama ini SDM yang ada di Batik Djanoer saya sendiri dan bisa menghasilkan 5 sampai 7 potong batik cap dan 20 batik tulis dalam 1 bulan dan dibantu oleh para ibu rumah tangga sekitar rumah yang ingin mendapatkan pengahsilan tambahan.
“Pemasaran Batik Djanoer Kudus ini dari beberapa relasi di beberapa organisasi dan di media sosial. Selain itu beberapa waktu lalu juga mengikuti Kudus Expo, Pati Expo dan Demak Expo dengan omset yang cukup tinggi, terlebih saat Kudus Expo masyarakat Kudus sangat mengapresiasi karya seni anak bangsa dalam bentuk batik Kudus ini.Selain itu beberapa waktu lalu dibeberapa lembaga pendidikan di Kecamatan Gebog juga memesan batik Kudus untuk seragam. Dengan adanya batik Djanoer Kudus ini berharap nantinya Desa Gribig kedepan bisa menjad sentra wisata batik seperti yang ada di Pekalongan karena di Kudus sendiri belum ada, kalau bukan kita gnerasi muda yang menjaga dan mengembangkan Batik Kudus ini siapa lagi, sebelum nanti karya anak bangsa diambil oleh negara lain”. Ujar Karyadi (NA)