Kudus, isknews.com – Tak sekadar cakap di bidang pendidikan, guru penggerak harus punya jiwa kepemimpinan dan terampil dalam manajerial. Terlebih guru penggerak punya kans dikandidatkan sebagai kepala sekolah. Bupati Kudus Hartopo menjelaskan guru penggerak perlu menguasai berbagai hal.
“Saya setuju kalau kandidat kepala sekolah berasal dari guru penggerak. Tapi, jangan hanya menguasai bidang pendidikan saja. Harus punya jiwa kepemimpinan juga,” ungkapnya usai membuka Lokakarya 7, Panen Hasil Belajar di Gedung Serbaguna Kandangmas, Dawe, Selasa (4/7/2023).
Dukungan guru penggerak menjadi kandidat kepala sekolah telah disampaikan bupati saat bertemu Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nadiem Makarim dalam puncak Peringatan Hari Pendidikan Nasional lalu. Pihaknya memberi masukan agar guru penggerak dipilih dari guru yang telah berpengalaman.
“Saat saya bertemu Pak Nadiem, saya sampaikan setuju kalau guru penggerak menjadi kandidat kepala sekolah. Tapi yang dipilih harus benar-benar berpengalaman,” urainya.
Hartopo meminta dinas terkait dan Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) memverifikasi dengan ketat calon guru penggerak. Diharapkan, guru penggerak sudah luwes mengajar dan sering menjadi perwakilan sekolah.
“Jangan hanya lolos verifikasi saja, guru penggerak harus berpengalaman mengajar dan mewakili sekolah menghadiri kegiatan eksternal,” paparnya.
Lebih lanjut, Hartopo mengimbau gelaran lokakarya bisa meningkatkan kreativitas guru dalam mendidik murid. Terutama mengoptimalkan bakat terpendam dari anak didik. Pihaknya optimis, kerja keras itu akan menginspirasi murid untuk semangat mencapai cita-cita.
“Semoga lokakarya ini tak hanya seremonial saja. Tapi juga bisa meningkatkan minat belajar murid. Saya bisa jadi bupati juga karena motivasi bapak ibu guru saya,” tuturnya.
Sementara itu, Widyaiswara BBGP Jawa Tengah Fety Marhayuni mengungkapkan 166 Calon Guru Penggerak (CGP) Kabupaten Kudus yang saat ini melaksanakan lokakarya harus semangat dalam meningkatkan kompetensi. Fety menguraikan guru penggerak harus menjadi warna di sekolah dalam mendidik siswa dan menstimulasi diskusi positif dengan rekan kerja.
“Selain selalu aktif berkreasi dalam mengajar siswa, guru penggerak harus bekerja sama dengan rekan kerja,” paparnya.
Salah satu guru penggerak dari SD 1 Banget, Anzarul Bustami, bersyukur mendapat kesempatan mengikuti pelatihan guru penggerak. Dukungan dari bupati juga memotivasi untuk terus memajukan pendidikan di Kabupaten Kudus.
“Alhamdulillah Pak Bupati mendukung program-program guru penggerak. Jadi lebih semangat ikut andil dalam memajukan pendidikan di Kudus,” ungkapnya.
Lokakarya juga dihadiri Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah 3 Deyas Yani Rahmawan, Kepala Disdikpora Kudus Harjuna Widada, dan perwakilan Djarum Foundation. (AS/YM)