Difa Fest di Kudus, Wadah Kreativitas dan Apresiasi untuk Anak Berkebutuhan Khusus

oleh -550 kali dibaca
Foto: Penampilan anak berkebutuhan khusus di acara Difa Festival di Taman Krida Kudus, Minggu (1/12/2024)

Kudus, isknews.com – Taman Krida menjadi saksi semaraknya kreativitas anak-anak berkebutuhan khusus dalam gelaran Difa Fest 2024 pada Minggu (1/12/2024). Acara ini diinisiasi oleh Forum Komunikasi Disabilitas Kudus (FKDK) dan Yayasan Darul Fatonah Kudus sebagai rangkaian peringatan Hari Disabilitas Internasional yang jatuh pada 3 Desember.

Mengusung tema “Pelukan Solusi Cordas: Membangun Kedekatan dengan Pasangan, Orang Tua, dan Anak,” Difa Fest menawarkan serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memperlihatkan bakat dan potensi anak-anak difabel. Acara ini diisi dengan berbagai kegiatan seperti jalan sehat, festival musik, dan fashion show yang menjadi daya tarik utama.

Heni Mustikaningati, panitia sekaligus narasumber talk show, menjelaskan bahwa acara ini bertujuan untuk memberikan ruang kepada anak berkebutuhan khusus untuk tampil di hadapan publik. “Kami ingin menunjukkan bahwa mereka memiliki kemampuan luar biasa dan tidak kalah dengan anak-anak lainnya. Fashion show misalnya, adalah bentuk apresiasi sekaligus edukasi untuk masyarakat agar lebih inklusif,” ungkap Heni.

Para peserta Difa Fest datang dari berbagai latar belakang, seperti penyandang disabilitas netra, rungu, fisik, hingga autisme. Mereka berasal dari sekolah-sekolah khusus, termasuk SLB Cendono, SLB Kaliwungu, dan Yayasan Darul Fatonah.

Menurut Heni, kegiatan ini sekaligus menjadi langkah untuk mematahkan stigma negatif terhadap anak-anak difabel. “Kami ingin masyarakat memahami bahwa anak berkebutuhan khusus memiliki hak yang sama untuk diakui bakat dan kemampuannya. Mereka hanya membutuhkan kesempatan untuk membuktikan itu,” katanya.

Sejumlah penampilan memukau berhasil memikat perhatian pengunjung. Dari irama musik yang harmonis hingga busana penuh warna dalam sesi fashion show, anak-anak difabel tampil percaya diri, membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk berprestasi.

Heni berharap acara seperti ini bisa digelar lebih sering, tidak hanya di momen peringatan tertentu. “Kami ingin semakin banyak wadah bagi para difabel untuk tampil di depan publik. Selain itu, kami juga berharap orang tua aktif mendampingi anak-anak mereka dalam berbagai aktivitas untuk membangun kedekatan dan kepercayaan diri,” ujarnya.

Difa Fest tidak hanya menjadi ajang unjuk kebolehan, tetapi juga panggung untuk menciptakan kesadaran inklusi di tengah masyarakat. Dengan dukungan dari berbagai pihak, acara ini diharapkan menjadi langkah kecil menuju masyarakat yang lebih ramah terhadap disabilitas. (AS/YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :