Disewa Disbudpar Rp 12,5 Juta Per Tahun Museum Purbakala Patiayam Tempati Lahan Bondo Deso Desa Terban

KUDUS, isknews.com – Lahan yang digunakan untuk Museum Purbakala Patiayam, di Desa Terban, Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus, ternyata bukan milik SKPD yang terkait dengan keberaadaan museum tersebut, melainkan adalah tanah bondo deso milik desa setempat. Pemerintah Kabupaten (Pemkab), melalui Dinas Kebudayaan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Kudus, menyewa lahan tersebut kepada Pemerintah Desa Terban, dengan besarnya uang sewa Rp 12,5 juta per tahun.
Kepala Desa Terban, Agil Widodo, yang dihubungi isknews.com, di tempat kediamannya, Sabtu (26/9), membenarkan hal itu. Menurut dia, terkait dengan lahan seluas 7500 hektar yang digunakan untuk Museum Purbakala Patiayam itu, Disbuspar terikat perjanjian sewa-menyewa lahan dengan Pemerintah Desa Terban, terhitung sejak museum itu mulai dibuka untuk umum, yakni pada 2013. “Perjanjian sewa berlaku selama tiga tahun, dan akan diperpanjang lagi untuk tiga tahun ke depan. Atau dengan kata lain, perjanjian itu akan diperbaharui setiap tiga tahun.”
Dia mengatakan, pembaharuan itu penting, terutama menyangkut besarnya uang sewa lahan, yang setiap waktu bisa berubah, sesuai dengan situasi dan kondisi yang terjadi pada saat itu. Pada perjanjian awal, yakni yang dibuat pada 2013, kedua belah pihak sepakat besarnya uang sewa lahan bondo deso itu, sebesar Rp 9 juta per tahun, berlaku sampai selama satu tahun, yakni sampai 2014.
Kemudian pada 2015 ini, sampai tiga tahun ke depan, seiring dengan diperbarunya perjanjian, uang sewa itu disepakati untuk dinaikkan menjadi Rp 12.5 juta, per tahun. “Uang sewa itu sudah dilunasi semua oleh dinas, termasuk tunggakan selama satu tahun pada 2014, jadi sudah clear dan tidak ada masalah,” tegas Kades Terban itu.
Dia menambahkan, terlepas dari keuntungan yang diperoleh desanya dari hasil sewa lahan itu, selaku Kades pihaknya sangat mendukung keberadaan Museum Purbakala Patiayam itu, dengan harapan bisa menaikkan tingkat kesejahteraan warga desanya. Hal itu mengingat hingga kini perkembangan, baik museum maupun Situs Patiayam, masih terus berlanjut. (DM)