DKK Klaim Takjil Yang Dijual di Jepara Aman Konsumsi

oleh -1,122 kali dibaca

Jepara, isknews.com (Lintas Jepara) – Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Jepara menyatakan takjil yang dijual di pinggir-pinggir jalan di Kabupaten Jepara selama bulan puasa ini aman dikonsumsi. Hal ini berdasarkan pemeriksaan laboratorium terhadap sejumlah sample yang diambil beberapa waktu lalu. Hal ini disampaikan oleh Kasie Kesehatan Lingkungan (Kesling) DKK Jepara Hadi Sarwoko, Sabtu (17/6/2017).

Menurutnya, pihaknya telah mengambil setidaknya delapan sample jajanan takjil yang biasa dijajakan selama bulan Ramadhan ini. “Dari delapan sample yang kita ambil, semuanya negatif terhadap boraks, pewarna maupun formalin sehingga aman dikonsumsi,” katanya.

Delapan sample takjil yang diambil diantaranya yakni sate kolang-kaling, es degan, bubur mutiara, tahu bakso, wajik merah dan  hawug-hawug. Delapan sample ini, kata Hadi, menurutnya sudah cukup mewakili jajanan takjil yang dijual di Jepara. “Sample yang kita ambil sudah kita anggap cukup mewakili,” imbuhnya.

Hal ini berbeda dengan temuan DKK terhadap sejumlah makanan yang di jual di pasar tradisional yang terbukti banyak mengandung zat berbahaya semacam formalin, boraks hingga pewarna tekstil. Berdasarkan pengambilan sample makanan di beberapa pasar tradisional jelang Ramadhan lalu, beberapa makanan seperti kerupuk, mie kuning, rengginang, cendol hingga teri mengandung bahan berbahaya. Dari total 48 sample yang diambil, sebanyak 23 diantaranya positif mengandung zat berbahaya.

“Beberapa diantaranya yakni mie kuning di pasar Welahan dan Mayong yang mengandung formalin dan borax, kerupuk di Pasar Welahan yang mengandung boraks dan krupuk di pasar Mindahan yang mengandung rhodamine B,” katanya.

Hadi menambahkan, beberapa makanan lain yang juga positif mengandung zat berbahaya yakni cendol di Pasar Kalinyamatan yang mengandung rhodamine B, teri asin Medan di Pasar Jepara yang mengandung formalin serta teri dan cumi segar di Pasar Tahunan yang mengandung formalin. “Di pasaran juga di dapati penjualan bleng berbagai merk yang jelas-jelas mengandung boraks dan dilarang untuk makanan,” jelasnya.

Lebih lanjut Hadi menambahkan, beberapa penjual yang didapati masih menjual makanan berbahaya itu, tahun lalu juga sudah didapati, hanya saja masih ada yang nekad tetap menjual. Namun ada juga yang sudah sadar dan tidak berjualan makanan yang mengandung zat berbahaya itu. Makanan-makanan itu, sebagian ada yang diproduksi sendiri tapi ada juga yang kiriman dari produsen lain. “Sebagian sudah ada yang sadar, namun banyak juga yang masih nekad menjualnya. Untuk produk mie kuning basah, informasinya kiriman dari Semarang,” ujarnya. (ZA)

KOMENTAR SEDULUR ISK :