Dua Titik Normalisasi Sungai Wulan Sedang Dikerjakan, BBWS: Perlu Waktu untuk Selesaikan

oleh -853 kali dibaca
oleh
Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) saat menjelaskan tentang proyek normalisasi sungai Wulan, Kamis (06/02/2025). (Foto: YM)

Kudus, isknews.com – Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pamali Juana memastikan bahwa proyek normalisasi Sungai Wulan terus berjalan dengan dua titik pengerjaan yang sedang dalam proses.

Kepala BBWS Pamali Juana, Fikri Abdurrochman, mengatakan bahwa proyek ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas sungai agar dapat mengurangi risiko banjir di wilayah Kudus, Demak, dan sekitarnya.

Hal itu disampaikan Fikri saat mendampingi Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana, yang meninjau langsung perkembangan proyek normalisasi dan peninggian tanggul Sungai Wulan di Dukuh Goleng, Desa Pasuruhan Lor, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Kamis (06/02/2025).

“Banjir yang sering terjadi itu berasal dari Sungai Lusi. Tahun lalu, tanggul jebol karena aliran air yang tidak lancar dan kapasitas sungai yang tidak mencukupi,” ungkap Fikri di hadapan Pj Gubernur dan rombongan pejabat terkait.

Menurutnya, salah satu penyebab utama banjir bukan hanya curah hujan tinggi, tetapi juga keterbatasan daya tampung sungai. Dengan proyek normalisasi ini, diharapkan air dapat mengalir lebih lancar, sehingga tidak terjadi tanggul jebol seperti tahun sebelumnya. Normalisasi Sungai Wulan diharapkan dapat memberikan dampak signifikan dalam mengurangi risiko banjir. Sungai Wulan adalah saluran utama pembuangan air, sehingga proyek ini memiliki peran yang sangat penting untuk daerah sekitarnya.

Namun, ia mengakui bahwa ada beberapa tantangan dalam pengerjaan proyek ini, termasuk permasalahan sampah dan sedimentasi.

Ia menyebut bahwa banjir memang terjadi setiap tahun, dan sebelumnya sempat terjadi genangan di beberapa titik akibat penyumbatan aliran sungai. Masalah sampah menjadi salah satu faktor utama yang memperparah kondisi sungai, sehingga perlu penanganan bersama antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku usaha.

Dihimbau warga untuk lebih peduli terhadap lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan, tidak menebang pohon secara liar, serta memastikan air hujan yang jatuh di rumah dapat terserap kembali ke tanah.

Menurutnya, langkah-langkah kecil dari masyarakat dapat membantu mengurangi tekanan terhadap sungai dan mengurangi risiko banjir.

Terkait progres pengerjaan, Fikri menjelaskan bahwa hingga saat ini proyek normalisasi Sungai Wulan baru mencapai 4% dari total rencana pekerjaan.

Saat ini ada dua titik yang sedang dalam tahap pengerjaan. Alat-alat berat sudah berada di lokasi, dan pihaknya terus berkoordinasi agar proyek berjalan sesuai rencana.

Normalisasi Sungai Wulan termasuk dalam paket pekerjaan CWP – 1DG Wulan River Improvement Works Package 1 dan Sateyan River Works yang mencakup Kabupaten Demak dan Grobogan. Proyek ini memiliki masa pelaksanaan selama 720 hari kalender dari tahun 2024 hingga 2026, dengan nilai kontrak mencapai Rp 380,7 miliar.

Sumber pendanaan berasal dari pinjaman Asian Development Bank (ADB), dengan penyedia jasa Adhi – SBR, KSO dan konsultan supervisi dari Kunhwa Engineering & Consultant Co. Ltd. bersama PT Fajar Bumi Shakti.

Proyek ini mencakup desain penataan sungai dengan model Tipikal B=40m di berbagai lokasi.

Beberapa lokasi yang telah masuk dalam perencanaan antara lain P. 594+40, P. 554+60, dan P. 516+00.

Sebagai langkah darurat, pihak BBWS juga telah menggunakan pancang bambu di beberapa titik rawan untuk memperkuat tanggul sementara. Meskipun hanya sebagai solusi sementara, nantinya akan ada penanganan permanen untuk memastikan tanggul lebih kuat dan tahan lama dalam menghadapi potensi banjir di masa mendatang. (YM/YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :