Kudus, isknews.com – Pengelola Kebun Nanas Nusantara di Desa Pedawang Kabupaten Kudus tengah fokus membangun wisata edukasi dan Ketahanan Pangan, hal itu mendapat respon positif dari Anggota Komisi B DPRD Jateng,
“Pada prinsipnya ini (Kebun Nanas Nusantara) ada keunikan tersendiri dan kita support apa yang dilakukan oleh warga desa pedawang, apalagi kebun yang dikelola oleh Bumdes dan menggandeng Pokdarwis setempat ini kelihatannya jadi yang pertama di Kudus,” kata Anggota Komisi B DPRD Jateng, Setia Budi Wibowo saat ditemui isknews.com usai menjadi narasumber di Sosialisasi Media Tradisional Dengan Tema ”Peran Serta Kesenian Daerah Dalam Peningkatan Nilai Ekonomi Pertanian” di Perkebunan BUMDes Desa Pedawang Kecamatan Bae, Kudus, Senin (21/2/2023).
Keunikan lainnya, di kebun nanas nusantara terdapat beragam jenis nanas dari berbagai daerah yang ada di Indonesia,
“Saya berharap ke depannya lebih bisa berkembang untuk pengelolaan edu wisata dengan produk ketahanan pangan, mudah-mudahan nanti menjadi bagian terpenting dari pengembangan perkebunan di Jawa Tengah,” harap Bowo.
Sementara Direktur Bumdes Sidomakmur Sejahtera (Simase) Desa Pedawang, Rubiyanti mengatakan, pada acara Sosialisasi Media Tradisional pihaknya menghadirkan narasumber berkompeten untuk membahas Peran Serta Kesenian Daerah Dalam Peningkatan Nilai Ekonomi Pertanian,
Hadir sebagai narasumber diantaranya H. Setia Budi Wibowo, S.Ag., MM sebagai Anggota DPRD Jawa Tengah, kedua, Ir. Didik Tri Prasetiyo, MSi, Kepala Dinas Pertanian & Pangan dan Sofian Alfianto, Kepala Desa Pedawang.
Pihaknya menghadirkan instansi yang berkaitan dengan perkebunan supaya bisa memberikan masukan dan solusi kedepannya,
“Kami hadirkan beliau-beliau tersebut diatas, dengan tujuan supaya bisa menjembatani kami yang mempunyai wadah, bisa sharing, bisa berkomunikasi, dalam rangka sosialisasi media tradisional agar kesenian tradisional itu bisa meningkatkan juga nilai ekonomi di pertanian, nah dalam hal ini kan kita kolaborasikan,” ungkap Yanti.
Yanti melanjutkan, nantinya semuanya akan saling berkaitan, apalagi ketika kita membuat festival olahan yang ada di pertanian atau perkebunan sekitar, bisa buat festival olahan tradisional yang ada di daerah wisata, ya Jadi bagaimana agar setiap hari itu bisa panen.
“Karena keinginan kami agar di sini adalah sebagai media belajar karena Bagaimana caranya kami ini nanti akan bisa memberikan sedikit wawasan kepada para pelaku baru sehingga ilmu yang kami miliki itu nanti bisa kita tularkan kepada pengunjung lainnya,” terangnya.
Dirinya menyebut, produk nanas tidak ada yang dibuang, mulai dari mahkotanya bisa jadi bisnis, anakan batang bisa jadi bibir, nanasnya juga bisa diolah, bahkan daunnya sendiri sudah komoditi ekspor ketika sudah menjadi sangat dominan,” bebernya.
Rubiyanti menyebut, saat ini pihaknya berhasil mengembangkan 1 hektare lahan menjadi kebun nanas, dengan target 5 hektare dalam jangka waktu beberapa tahun ke depan.
Ada sekitar 12 ribuan pohon nanas yang sudah ditanam. Beberapa di antaranya sudah mampu menghasilkan buah yang berkualitas dari 16 varietas yang ada.
Apalagi, lanjut Rubiyanti, ke depan Kebun Nanas Nusantara juga akan ditambahkan domba dan Perikanan,
“Nantinya akan kita tambahkan domba dan perikanan, semoga ke depannya bisa terwujud,” harapnya. (AS/YM)