Edukasi ke Masyarakat, Mahasiswi Kebidanan UMKU Semester IV Gelar Massage Stunting

oleh -1,063 kali dibaca

Kudus, isknews.com – Sebanyak 38 mahasiswi SI semester IV jurusan Kebidanan angkatan pertama Universitas Muhammadiyah Kudus (UMKU), Sabtu (18/9/2021) menggelar kegiatan pengabdian masyarakat “Stunting Massage” di aula balai desa Jepang Pakis kecamatan Jati. Stunting saat ini menjadi salah satu fokus program pemerintah untuk menekan angka kasus tersebut. Keberadaan mahasiswi UMKU progdi Kebidanan semester IV angkatan pertama ini patut diapresiasi.

Ketua panitia kegiatan tersebut, Ika Dwi Putranti, AMd Kebidanan mengatakan sebelum diadakan kegiatan ini pihaknya melakukan ijin terlebih dahulu kepada Kades Jepang Pakis. Selajutnya dilakukan pendataan yang berlangsung pada bulan April – Mei lalu. Namun karena adanya lonjakan kasus Covid-19 di Kudus kegiatan tersebut sempat terhenti. Meski begitu, pihaknya bersama teman – temannya yang lain dengan dibantu bidan setempat tetap melanjukan kegiatan pendataan dan kunjungan dari rumah ke rumah.

“Dari hasil pendataan yang kami lakukan, ditemukan sebanyak 33 bayi dan balita yang mengalami stunting. Pendataan yang kami ambil untuk anak usia dua bulan hingga dua tahun. Sebelumnya kami yang didukung sponsor pada bulan Agustus lalu telah memberikan susu dan makanan bayi balita kepada 33 anak tersebut,” kata Ika Tantri panggilan akrabnya.

Dia juga memberikan apresiasi kepada pihak pemdes Jepang Pakis yang telah dengan terbuka memberikan informasi anak – anak balita yang mengalami stunting. Karena tidak semua pemdes mau terbuka dengan keberadaan balita yang mengalami stunting.

Dijelaskan, stunting massage digunakan untuk pendamping perkembangan dan pertumbuhan bayi dan balita. Selain dari gizi tentunya. Sebetulnya lanjut dia, stunting ini berawal dari ibunya yakni terkait asupan gizi ibu hamil sejak dini begitu pula dengan ASI nya. Kemudian bayi baru lahir hingga usia tiga tahun, semua itu perlu menjadi perhatian khusus. Karena usia balita 0 – 3 tahun adalah usia Golden Age.

‘Dalam kegiatan ini kami juga mengundang ibu – ibu kader posyandu agar lebih memahami apa itu stunting. Karena ditiap posyandu  juga ada pemeriksaan dan KMS bagi balita. Sehingga bisa diketahui anak tersebut mengalami stunting dan gizi buruk atau tidak. Dengan begitu kader posyandu ini yang akan melanjutkan dalam pengawalan kondisi bayi dan balita tersebut,” ujar dia.

Bayi dan balita yang terkena stunting ini kata Ika, maka akan mengalami keterlambatan pertumbuhan dan perkembangannya serta sistem motoriknya juga ikut terganggu. Sehingga bila tidak segera diatasi maka akan terganggu pula kecerdasannya.

Sementara itu Kepala Desa Jepang Pakis, Sakroni mengucapkan terima kasih dan memberikan apresiasi atas kegiatan yang dilakukan oleh para mahasiswi kebidanan UMKU ini. Kegiatan ini juga memberikan pemahaman dan pengertian kepada masyarakat tentang apa itu stunting serta apa yang harus dilakukan oleh orang tua bila anaknya mengalami stunting.

“Kamis sangat berterima kasih kepada para mahasiswi kebidanan UMKU angkatan pertama ini. Kegiatan ini bisa menjadi pencerahan bagi masyarakat desa kami agar mereka tahu apa itu stunting. Termasuk apa yang harus dilakukan bila ada anak yang memgalami stunting. Stunting massage ini juga penting untuk dipelajari oleh orang tua balita bila anaknya mengalami stunting,” ujar Sakroni.

Salah satu orang tua yang hadir, Bustalita (27) mengaku anak pertamanya yan berusia 10 bulan ini dinyatakan stunting. Diakuinya, sejak lahir hingga 4 bulan anaknya minum ASI dengan lancar. Tetapi setelah 4 bulan anaknya sedikit minum ASI hingga sekarang. Bahkan untuk makan juga susah.

“Saya pernah konsultasi ke dokter diminta untuk memberi MPASI lebih dini. Tapi sampai sekarang juga masih susah makan mas. Saya jadi bingung, karena minum ASI juga sedikit makan juga jarang mau. Tapi saya telateni yang penting anak saya mau makan. Saya juga memberikan susu formula untuk dia,” tuturnya.

Dia juga mengaku sudah mendapatkan bantuan makanan bayi dan susu dari desa untuk menunjang gizi anaknya.

Dalam kegiatan ini, juga dihadirkan perwakilan 10 orang tua yang anaknya mengalami stunting. Kemudian juga dipraktikkan pula oleh para mahasiswi kebidanan tersebut stunting massage yang bisa dilakukan dirumah. Stunting massage ini menjadi perhatian orang tua yang hadir agar bisa melakukan sendiri dirumah.

Hadir dalam acara tersebut, perwakilan dari UMKU, Puskesmas Ngembal Kulon serta kepala desa setempat. (AJ/YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :