Kudus, isknews.com – Es mambo atau es lilin yang biasanya menjadi jajanan favorit anak sekolah dasar (SD) tahun 90’an, ternyata masih eksis hingga sampai saat ini. Es yang identik dengan kemasan plastik transparan yang memanjang ini bahkan masih ramai dijajakan di depan gerbang sekolah-sekolah.
Salah satu penjual es mambo di Kudus, Diah Efri Primanata (30 tahun) mengungkapkan bahwa minat terhadap es mambo ini masih tinggi. Bahkan, di musim penghujam seperti sekarang, penjualan es mambo masih sama dan tidak mengalami penurunan.
“Masih tetap ada pembelinya, Alhamdulillah meskipun di musim penghujan,” ujarnya.
Diah menuturkan, es mambo yang diproduksinya sedikit berbeda dengan yang lain. Ia menambahkan tepung mazeina ke dalam adonan, sehingga memounyai teksture yang lembut.
“Jadi lembut kaya ice cream, saya juga menggunakan gula asli, susu kental manis, dan perasa buah dengan kualitas yang bagus, jadi rasanya enak aman untuk tengorokan,” jelasnya.
Ada banyak pilihan rasa untuk es yang satu ini. Antara lain, rasa coklat, strawberry, durian, jeruk, mangga, permen karet, dan masih banyak lagi. Kemudian, bahan komplit yang dipakai adalah air putih, tepung mazeina, gula, susu kental manis, serta minuman perasa.
Sementara proses pembuatannya, Diah mulanyq mencampurkan tepung mazeina ke dalam panci yang berisi air. Setelah itu, ditambahkan gula dan susu kental manis.
Setelah tercampur semua, ia pun merebus adonan tersebut hingga matang. Kemudian langkah selanjutnya, ia menambahkan perasa buah, dan mengemasnya ke dalam plastik.
“Kalau sudah dikemas dalam plastik, tinggal kita masukkan ke dalam freezer hingga membeku,” tambahnya.
Untuk bisa mencicipi es mambo, pembeli cukup merogoh kocek sebesar 1.500 ribu rupiah. Sedangkan pemasaran sendiri, Diah menjual secara mandiri dengan dibantu suaminya yang berkeliling menggunakan sepeda.
“Biasanya keliling fan mangkal di Gor, Balai Jagong, MTS Mualimat Kudus dan beberapa sekolah lainya setiap hari Sabtu dan Minggu,” tukasnya. (MY/YM)